Materi :
Pembelajaran Matematika Sd Kelas 6 Xpress Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Foto: Penerapan STEAM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Kota Malang Jatim – Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia
Pembelajaran Matematika Sd Kelas 6 Xpress Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Meskipun terhitung terlambat diaplikasikan di sekolah-sekolah Indonesia, metode pembelajaran berbasis STEM tetap benar-benar relevan dengan perkembangan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak tipe pembelajaran STEM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD. Style pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang sudah dijalankan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM yang sudah dikembangkan dengan baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM atau STEAM ini adalah model pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.
Model Pembelajaran pendidikan perlu mengatur diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta disusun, lebih-lebih pembelajaran Matematika mesti sanggup menyesuaikan kondisi dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Matematika Islam di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an selama ini hanya pada pengajaran dalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dikerjakan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).
Model begitu sudah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran type berikut berakibat:
- Tak dapat bisa merangsang kekuatan nalar dan energi kronis peserta didik.
- Tidak bisa membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
- Serta memicu peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.
Tidak mengherankan kalau mereka lantas tergagap dengan lingkungan di mana mereka berada.
Perubahan pola pikir Matematika benar-benar perlu dilaksanakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, namun harus menjelma didalam setiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika harus sanggup sesuaikan diri bersama kemajuan dan perkembangan zaman.
Agama Islam selagi ini mesti sanggup mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan dengan impuls Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa pas sebelumnya.
Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama stimulan pembelajaran yang berlandaskan terhadap rancangan pendidikan karakter yang menjadi identitas suatu bangsa
Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi dari kemampuan akal (rasional), yang memiliki rencana empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.
Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum bisa tawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun langkah pengajaran.
Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu laksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan pertumbuhan zaman.
Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic harus laksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap tiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0
Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan dari materi-materi yang udah ada untuk mencukupi kebutuhan Pelajar.
Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap Peserta didik, dan melibatkan mereka dengan permasalahan yang tersedia di sekeliling mereka.
Murid dirangsang untuk paham persoalan yang tersedia dan sesudah itu memikirkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.
Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya sanggup membantu siswa atau peserta didik untuk sadar realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di di dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini hanya bisa saja ditunaikan kecuali kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.
Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics
Kita mengenal lebih dari satu pendekatan dalam pembelajaran, dan ini konsisten dilengkapi dari waktu ke waktu.
Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya
STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan merasa diperkenalkan terhadap tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.
Sebelumnya, NSF memanfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan dari empat bidang tersebut.
Sosok yang berjasa menyusun ulang kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber kekuatan manusia di NFS.
Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM sudah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.
STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, sebab mencoba mengkombinasikan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.
Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok bersama pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.
Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi seluruhnya untuk tekun belajar pengetahuan yang menyatu.
Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan memadukan ilmu pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.
Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.
Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, waktu integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat pemanfaatan konten STEM.
Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) melihat perlunya peserta didik miliki kebolehan seni didalam pendekatan pembelajaran.
Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.
Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.
Ariel Starzinski (2017) menjelaskan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke didalam style pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang belajar ini.
Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang
Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta merampungkan masalah, terutama didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.
Kedua pendekatan yang telah disinggung di atas menjadi tidak bermanfaat kala diujicobakan didalam konteks lokal.
Pendekatan berikut tetap kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan masyarakat kita.
Karena itu menjadi penting untuk memberi tambahan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.
Pengintegrasian unsur religi ke di dalam pendekatan STEAM jadi perlu membentuk karakter peserta didik menjadi insan kamil.
Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).
Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu ilmu seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.
Mereka menyatakan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.
Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih menjadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun sehingga berbeda berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.
Jika pendekatan pada mulanya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka didalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping dalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.
Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM memiliki tujuan membuat perubahan paradigma masyarakat yang sepanjang ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.
Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari aspek objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.
Kehadiran Re-STEAM terlalu perlu di dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.
Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dijalankan Kemendikbud Ristek.
Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang telah tersedia sehingga mampu menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.
Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.
Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.
Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang sudah dikembangkan adalah benar-benar valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.
Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah dikarenakan menarik, mampu menambah output pembelajaran, dan juga terlalu menolong para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.
Kita meminta product ini nantinya bisa diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.
Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Leave a Reply