Pembelajaran Matematika Sd Kelas 6 3 4 5 Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 6 3 4 5 Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 131

Gambar: Implementasi Islamic STEAM di MI AL HUDA Kota Malang Jatim – Satu-Satunya di NKRI

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 6 3 4 5 Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Meski termasuk terlambat diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia, model pembelajaran berbasis STEM tetap benar-benar relevan bersama dengan pertumbuhan pembelajaran murid-murid di sekolah Indonesia. Ada banyak jenis pembelajaran STEAM, baik yang didistribusikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD – Sekolah Dasar. Metode pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang udah dijalankan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM yang telah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEAM ini adalah tipe pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Pembelajaran pendidikan mesti mengatur diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta disusun, terutama pembelajaran Matematika perlu sanggup menyesuaikan kondisi dan cocok dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an sepanjang ini cuman pada pengajaran di dalam wujud lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dikerjakan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran model tersebut berakibat:

  • Tak akan mampu merangsang kekuatan nalar dan energi kritis peserta didik.
  • Tak dapat mengubah paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta memicu peserta didik berjarak dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan jika mereka lantas tergagap dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika benar-benar mutlak dilaksanakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, tapi kudu menjelma di dalam tiap tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika wajib dapat menyesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam selagi ini perlu sanggup mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring dengan impuls Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian kala sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi bersamaan bersama motivasi pembelajaran yang berlandaskan terhadap konsep pendidikan cii-ciri yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kebolehan akal (rasional), yang memiliki rencana empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum saat ini sepertinya belum bisa tawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya bisa melakukan penyesuaian materi ajar bersama dengan pertumbuhan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar mesti jalankan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan berasal dari materi-materi yang udah tersedia untuk memenuhi kebutuhan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Peserta didik, dan melibatkan mereka bersama dengan masalah yang tersedia di sekeliling mereka.

Pelajar dirangsang untuk tahu persoalan yang ada dan lantas berkhayal solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya dapat membantu siswa atau peserta didik untuk jelas fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di didalam kehidupan nyata.

Hal ini cuma kemungkinan dijalankan jikalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini terus dilengkapi berasal dari saat ke waktu.

Di antaranya yang terkenal adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang sudah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan pada th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF menggunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia termasuk asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM sudah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlalu holistik, dikarenakan coba memadukan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Murid semuanya untuk tekun belajar ilmu yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya mencampurkan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke didalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, selagi integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik punya kebolehan seni di dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan telaten pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) mengatakan menambahkan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke di dalam model pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus penduduk terhadap inovasi dan desain sebagai bagian integral berasal dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta selesaikan masalah, khususnya di dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak berfungsi ketika diujicobakan di dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut tetap kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu jadi perlu untuk mengimbuhkan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM jadi mutlak membentuk sifat peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” didalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu pengetahuan layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyebutkan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih jadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun agar berlainan dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping dalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan merubah paradigma masyarakat yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari segi objek formal-material, metode penelitian, persyaratan kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlalu perlu didalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang ditunaikan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk membuat perubahan kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang sudah ada sehingga dapat menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah terlampau valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah karena menarik, sanggup menambah output pembelajaran, dan juga benar-benar menopang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita berharap produk ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah dasar di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*