Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Xii Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Xii Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 113

Pic: Penerapan Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang Jatim – Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Xii Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Meski terhitung terlambat diaplikasikan di sekolah-sekolah Indonesia, jenis pembelajaran berbasis STEAM masih benar-benar relevan bersama dengan pertumbuhan pembelajaran murid-murid di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak type pembelajaran STEAM, baik yang dibagikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD. Metode pembelajarannya pun banyak macamnya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang sudah dikerjakan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEAM yang sudah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM atau STEAM ini adalah model pembelajaran berbasis STEM pertama dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Model Kurikulum pendidikan perlu menyesuaikan diri bersama dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta disusun, khususnya pembelajaran Matematika harus sanggup beradaptasi dan cocok dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an sepanjang ini hanyalah pada pengajaran dalam bentuk simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran model selanjutnya berakibat:

  • Tak bakal dapat merangsang daya nalar dan kekuatan parah peserta didik.
  • Tidak mampu merubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta menyebabkan peserta didik berjarak bersama realitas yang ada.

Tidak mengherankan kecuali mereka sesudah itu tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika amat penting ditunaikan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh kembali berdiri sendiri, namun harus menjelma didalam tiap tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika mesti mampu sesuaikan diri dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam kala ini kudu dapat mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan dorongan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa selagi sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama dengan motivasi pembelajaran yang berlandaskan terhadap rencana pendidikan pembawaan yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi dari kemampuan akal (rasional), yang memiliki konsep empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum dapat menawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya bisa melakukan penyesuaian materi ajar bersama pertumbuhan zaman.

Secara lebih khusus kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar wajib lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang udah tersedia untuk mencukupi kebutuhan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Murid, dan melibatkan mereka bersama permasalahan yang ada di sekeliling mereka.

Siswa – Siswi dirangsang untuk mengetahui persoalan yang ada dan sesudah itu membayangkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa menolong siswa atau peserta didik untuk paham fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma barangkali dilakukan kecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEAM, Science Technology Engineering Art Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini tetap dilengkapi dari saat ke waktu.

Di antaranya yang terkenal adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan terasa diperkenalkan pada th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF manfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, karena coba mencampurkan pendekatan instruksional didalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa seluruhnya untuk tekun belajar ilmu yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan memadukan ilmu pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, saat integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik memiliki kekuatan seni didalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mengkombinasikan telaten ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) mengatakan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke didalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai anggota integral berasal dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta selesaikan masalah, terlebih dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas menjadi tidak berguna kala diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan masyarakat kita.

Karena itu jadi mutlak untuk memberi tambahan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk pembawaan peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak serupa berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping di dalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM bertujuan membuat perubahan paradigma penduduk yang sepanjang ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari aspek objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM sangat perlu di dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang ditunaikan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang telah ada sehingga mampu menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli pada silabus yang telah dikembangkan adalah terlampau valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah dikarenakan menarik, mampu menambah output pembelajaran, serta sangat membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita berharap product ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*