Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Nomor 3 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Nomor 3 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 153

Gambar: Pembelajaran Islamic STEM di MI AL HUDA Malang Jawa Timur – Pertama dan Satu-Satunya di NKRI

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Nomor 3 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang – Meskipun termasuk terlambat diimplementasikan di Indonesia, metode pembelajaran berbasis STEM masih terlalu relevan bersama pertumbuhan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak metode pembelajaran STEM, baik yang dibagikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD. Tipe pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang sudah ditunaikan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM atau STEAM yang udah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM atau STEAM ini adalah style pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama kali dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan harus menyesuaikan diri dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin dan dirancang, terlebih pembelajaran Matematika mesti bisa menyesuaikan kondisi dan sesuai bersama dengan tuntutan zaman.

Matematika Islam di MI ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Qur’an sepanjang ini semata-mata terhadap pengajaran di dalam bentuk simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran style tersebut berakibat:

  • Tak akan mampu merangsang kekuatan nalar dan energi kritis peserta didik.
  • Tidak bisa merubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta menyebabkan peserta didik berjarak bersama dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka lantas tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya pola pikir Matematika terlalu perlu dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh kembali berdiri sendiri, namun harus menjelma dalam setiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika mesti bisa menyesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam kala ini perlu mampu mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan motivasi Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu sementara sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan dengan semangat pembelajaran yang berlandaskan terhadap konsep pendidikan sifat yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kapabilitas akal (rasional), yang miliki rencana empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum waktu ini sepertinya belum dapat menawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu melakukan penyesuaian materi ajar dengan pertumbuhan zaman.

Secara lebih khusus kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic wajib melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan berasal dari materi-materi yang udah ada untuk memenuhi kebutuhan Murid.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap Murid, dan melibatkan mereka bersama persoalan yang ada di sekeliling mereka.

Siswa dirangsang untuk tahu masalah yang ada dan lantas membayangkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu mendukung siswa atau peserta didik untuk paham fakta yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di didalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini hanya bisa saja ditunaikan kalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal beberapa pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini terus disempurnakan dari saat ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan merasa diperkenalkan terhadap tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF memanfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, dikarenakan mencoba mengkombinasikan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang cocok bersama perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Pelajar semuanya untuk telaten belajar ilmu yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan mencampurkan ilmu pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, selagi integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik miliki kemampuan seni didalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran tertentu konten.

Ariel Starzinski (2017) menyatakan menambahkan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke didalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta selesaikan masalah, terlebih dalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak berguna disaat diujicobakan didalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut tetap kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan masyarakat kita.

Karena itu jadi perlu untuk menambahkan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke di dalam pendekatan STEAM menjadi perlu membentuk karakter peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu pengetahuan layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyebutkan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains menjadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun sehingga berbeda berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan mengubah paradigma penduduk yang selama ini menyaksikan “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari segi objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM benar-benar penting di dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dijalankan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang telah tersedia supaya sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah sangat valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah sebab menarik, bisa meningkatkan output pembelajaran, serta terlampau menunjang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta produk ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah dasar di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: MI ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*