Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Jawaban Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Jawaban Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 86

Kelas: Penerapan STEAM Berbasis Islam di MI ALHUDA di Malang Jatim – Satu-Satunya di Indonesia

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Jawaban Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang – Meski termasuk terlambat diaplikasikan di sekolah-sekolah Indonesia, type pembelajaran berbasis STEM masih benar-benar relevan bersama pertumbuhan pembelajaran pelajar di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak style pembelajaran STEM, baik yang dibagikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD – Sekolah Dasar. Style pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang sudah dilakukan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEAM yang telah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEAM ini adalah jenis pembelajaran berbasis STEM pertama kali dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Kurikulum pendidikan wajib mengatur diri dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibikin dan dirancang, khususnya pembelajaran Matematika wajib mampu menyesuaikan kondisi dan sesuai bersama tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an selama ini hanya pada pengajaran didalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran tipe tersebut berakibat:

  • Tak akan sanggup merangsang daya nalar dan energi gawat peserta didik.
  • Tak bisa merubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan menyebabkan peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan terkecuali mereka kemudian tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan pola pikir Matematika sangat mutlak dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, namun mesti menjelma didalam setiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika wajib mampu sesuaikan diri bersama kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam selagi ini kudu bisa mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan dengan motivasi Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian kala sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan dorongan pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan sifat yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi dari kapabilitas akal (rasional), yang punya rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum saat ini sepertinya belum dapat tawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun langkah pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu laksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic perlu laksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan berasal dari materi-materi yang sudah tersedia untuk mencukupi kebutuhan Pelajar.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Pelajar, dan melibatkan mereka bersama persoalan yang ada di sekeliling mereka.

Murid dirangsang untuk mengerti persoalan yang ada dan lantas mengayalkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya dapat membantu siswa atau peserta didik untuk sadar fakta yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan komitmen keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma barangkali dijalankan jika kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEAM, Science Technology Engineering Art Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini tetap dilengkapi dari saat ke waktu.

Di antaranya yang populer adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di lebih dari satu negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan terasa diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF gunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlalu holistik, karena coba mengkombinasikan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai bersama perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Peserta didik semuanya untuk tekun belajar pengetahuan yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya mengkombinasikan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, waktu integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik punyai kebolehan seni di dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mengkombinasikan tekun pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke dalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) mengatakan menambahkan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke dalam model pembelajaran STEM mencerminkan jadi meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta menyelesaikan masalah, terutama dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak berfaedah dikala diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut tetap kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan masyarakat kita.

Karena itu menjadi perlu untuk memberikan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM jadi perlu membentuk pembawaan peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” juga ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu pengetahuan seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains menjadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih menjadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun supaya berlainan dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka didalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran bersama pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM punya tujuan merubah paradigma penduduk yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik berasal dari aspek objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlampau mutlak di dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilaksanakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang udah tersedia agar sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah terlalu valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, dapat menambah output pembelajaran, serta benar-benar mendukung para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita berharap produk ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: MI AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*