Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Integral Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Integral Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 83

Kelas: Implementasi STEM Berbasis Islam di MI ALHUDA di Malang Prov. Jawa Timur – Pertama di NKRI

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 5 Integral Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang – Meski terhitung terlambat diaplikasikan di berbagai sekolah di Indonesia, model pembelajaran berbasis STEM tetap terlampau relevan dengan pertumbuhan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak metode pembelajaran STEAM, baik yang dibagikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Jenis pembelajarannya pun banyak macamnya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang sudah dikerjakan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEAM yang telah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM ini adalah model pembelajaran berbasis STEM pertama kali dan satu-satunya di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Model Kurikulum pendidikan harus sesuaikan diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta dirancang, terlebih pembelajaran Matematika wajib mampu menyesuaikan kondisi dan sesuai bersama dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Qur’an sepanjang ini cuman pada pengajaran didalam bentuk simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran type tersebut berakibat:

  • Tidak dapat mampu merangsang daya nalar dan daya kronis peserta didik.
  • Tak sanggup merubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan sebabkan peserta didik berjarak bersama dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan kecuali mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya pola pikir Matematika terlalu perlu dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh kembali berdiri sendiri, tapi kudu menjelma dalam setiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika harus dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam waktu ini kudu mampu mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan bersama motivasi Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu saat sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan motivasi pembelajaran yang berlandaskan terhadap konsep pendidikan cii-ciri yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kapabilitas akal (rasional), yang mempunyai rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum sanggup tawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun strategi pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup melaksanakan penyesuaian materi ajar dengan pertumbuhan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar perlu laksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan berasal dari materi-materi yang udah ada untuk mencukupi kebutuhan Murid.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Murid, dan melibatkan mereka dengan permasalahan yang tersedia di sekeliling mereka.

Murid dirangsang untuk jelas kasus yang tersedia dan sesudah itu mengayalkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu membantu siswa atau peserta didik untuk menyadari realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan nyata.

Hal ini cuma bisa saja dijalankan jika kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan dalam pembelajaran, dan ini tetap ditambah dari waktu ke waktu.

Di antaranya yang terkenal adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan terasa diperkenalkan terhadap th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF memanfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun ulang kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang benar-benar holistik, dikarenakan mencoba mengkombinasikan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang sesuai dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Peserta didik seluruhnya untuk disiplin belajar pengetahuan yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya memadukan ilmu pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke didalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, kala integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) melihat perlunya peserta didik mempunyai kekuatan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menyebutkan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke dalam style pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus penduduk terhadap inovasi dan desain sebagai anggota integral berasal dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni di dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta merampungkan masalah, lebih-lebih dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas menjadi tidak berfungsi disaat diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut masih kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu menjadi perlu untuk mengimbuhkan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke di dalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk pembawaan peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” juga ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu ilmu seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menjelaskan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak sama dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping di dalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan mengubah paradigma masyarakat yang sepanjang ini menyaksikan “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik berasal dari segi objek formal-material, metode penelitian, beberapa syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM benar-benar mutlak dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dikerjakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang udah tersedia sehingga dapat menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar pada silabus yang telah dikembangkan adalah benar-benar valid (89%) bersama dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah karena menarik, mampu tingkatkan output pembelajaran, dan juga amat mendukung para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta produk ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah dasar di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: MI AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*