Pembelajaran Matematika Sd Kelas 4 48 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 4 48 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 113

Pic: Implementasi Islamic STEM di MI ALHUDA Kota Malang Jawa Timur – Pertama dan Satu-Satunya di Republik Indonesia

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 4 48 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang – Walaupun terhitung terlambat diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia, jenis pembelajaran berbasis STEM masih terlalu relevan dengan perkembangan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak style pembelajaran STEAM, baik yang didistribusikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD – Sekolah Dasar. Model pembelajarannya pun banyak variasinya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah ditunaikan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM yang udah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM ini adalah type pembelajaran berbasis STEM pertama dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan harus mengatur diri dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibuat serta dirancang, khususnya pembelajaran Matematika wajib sanggup menyesuaikan kondisi dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Matematika Qur’an di MI ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an sepanjang ini hanya terhadap pengajaran di dalam wujud lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran jenis berikut berakibat:

  • Tak bakal bisa merangsang energi nalar dan energi gawat peserta didik.
  • Tak bisa membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta membuat peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka sesudah itu tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan pola pikir Matematika amat mutlak dilaksanakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh kembali berdiri sendiri, tapi wajib menjelma dalam tiap-tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika harus dapat sesuaikan diri dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam sementara ini kudu dapat mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama dengan stimulan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa sementara sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan impuls pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan pembawaan yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi dari kapabilitas akal (rasional), yang punya rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum sanggup tawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun siasat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu melaksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan pertumbuhan zaman.

Secara lebih khusus kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic perlu melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang sudah ada untuk mencukupi keperluan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Murid, dan melibatkan mereka bersama persoalan yang ada di sekeliling mereka.

Pelajar dirangsang untuk mengetahui masalah yang tersedia dan kemudian berkhayal solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa menopang siswa atau peserta didik untuk paham fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma mungkin dilaksanakan kalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal beberapa pendekatan dalam pembelajaran, dan ini konsisten disempurnakan dari sementara ke waktu.

Di antaranya yang terkenal adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di lebih dari satu negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan terhadap tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF memanfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kata-kata science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang benar-benar holistik, dikarenakan coba memadukan pendekatan instruksional didalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok bersama pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi seluruhnya untuk tekun belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya mengkombinasikan ilmu pengetahuan, skil, dan kapabilitas penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, sementara integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik miliki kekuatan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan tekun pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan penambahan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke didalam model pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta menyelesaikan masalah, lebih-lebih didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak berfaedah saat diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya tetap kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu menjadi mutlak untuk memberikan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk karakter peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains menjadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar berlainan dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka didalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping di dalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM punya tujuan mengubah paradigma masyarakat yang sepanjang ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari aspek objek formal-material, metode penelitian, persyaratan kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM benar-benar perlu di dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dijalankan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang sudah ada sehingga sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli pada silabus yang sudah dikembangkan adalah benar-benar valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melewati penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, sanggup tingkatkan output pembelajaran, serta terlampau membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta produk ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: MI ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*