Pembelajaran Matematika Sd Kelas 3 Osnipa Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 3 Osnipa Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 97

Gambar: Penerapan STEAM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang Prov. Jawa Timur – Satu-Satunya di NKRI

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 3 Osnipa Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Meskipun termasuk terlambat diimplementasikan di berbagai sekolah di Indonesia, metode pembelajaran berbasis STEAM tetap terlalu relevan bersama dengan perkembangan pembelajaran pelajar di sekolah Indonesia. Ada banyak model pembelajaran STEM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Metode pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah dijalankan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEAM yang telah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEAM ini adalah style pembelajaran berbasis STEM pertama kali dan satu-satunya di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Model Kurikulum pendidikan kudu menyesuaikan diri bersama dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibikin dan dirancang, lebih-lebih pembelajaran Matematika harus dapat menyesuaikan kondisi dan cocok bersama tuntutan zaman.

Matematika Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Qur’an selama ini cuman pada pengajaran di dalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika ditunaikan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran jenis tersebut berakibat:

  • Tidak bakal bisa merangsang kekuatan nalar dan daya kritis peserta didik.
  • Tak bisa merubah paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta membuat peserta didik berjarak bersama dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan jikalau mereka lantas tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika benar-benar penting dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh kembali berdiri sendiri, namun harus menjelma di dalam tiap tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika harus dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam sementara ini perlu bisa mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring dengan dorongan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa selagi sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan motivasi pembelajaran yang berlandaskan pada konsep pendidikan sifat yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi dari kekuatan akal (rasional), yang miliki rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum sementara ini sepertinya belum bisa tawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun trick pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu laksanakan penyesuaian materi ajar bersama pertumbuhan zaman.

Secara lebih khusus kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar perlu lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan Siswa – Siswi.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai bisa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Pelajar, dan melibatkan mereka dengan masalah yang ada di sekeliling mereka.

Peserta didik dirangsang untuk tahu persoalan yang tersedia dan kemudian berkhayal solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu menolong siswa atau peserta didik untuk jelas realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma bisa saja dilaksanakan kecuali kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEAM, Science Technology Engineering Art Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini konsisten disempurnakan dari kala ke waktu.

Di antaranya yang terkenal adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan merasa diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF mengfungsikan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun ulang kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang amat holistik, sebab coba mencampurkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok bersama pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa semuanya untuk disiplin belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan memadukan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke didalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, saat integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik punyai kekuatan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan telaten ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran spesifik konten.

Ariel Starzinski (2017) mengatakan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke dalam type pembelajaran STEM mencerminkan tambah meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai bagian integral dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni di dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta selesaikan masalah, khususnya dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak berfungsi saat diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu jadi penting untuk menambahkan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM menjadi perlu membentuk pembawaan peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menjelaskan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak sama dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka didalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan mengubah paradigma penduduk yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik berasal dari segi objek formal-material, metode penelitian, persyaratan kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM sangat penting didalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dijalankan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang telah tersedia supaya bisa menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar pada silabus yang sudah dikembangkan adalah terlalu valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melewati penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah sebab menarik, dapat meningkatkan output pembelajaran, serta terlalu membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki product ini nantinya bisa diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah dasar di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Sumber: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*