Pembelajaran Matematika Sd Kelas 3 64 Berbasis Islamic STEM…
Materi :
Pembelajaran Matematika Sd Kelas 3 64 Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang
Kelas: Pembelajaran STEAM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA di Malang Jatim – Satu-Satunya di Republik Indonesia
Pembelajaran Matematika Sd Kelas 3 64 Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang – Walau termasuk terlambat diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia, jenis pembelajaran berbasis STEM tetap terlampau relevan dengan perkembangan pembelajaran siswa-siswi di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak metode pembelajaran STEM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Style pembelajarannya pun banyak variasinya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang sudah dijalankan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM atau STEAM yang telah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM ini adalah type pembelajaran berbasis STEM pertama dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.
Tipikal Pembelajaran pendidikan harus menyesuaikan diri bersama kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibuat serta dirancang, lebih-lebih pembelajaran Matematika kudu bisa menyesuaikan kondisi dan sesuai bersama tuntutan zaman.
Matematika Berbasis Qur’an di MI AL HUDA Malang
Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an selama ini sekedar terhadap pengajaran di dalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).
Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran style selanjutnya berakibat:
- Tak bakal bisa merangsang daya nalar dan kekuatan kritis peserta didik.
- Tak dapat membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
- Serta membuat peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.
Tidak mengherankan jika mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.
Berubahnya paradigma Matematika terlampau mutlak dilaksanakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, tetapi perlu menjelma didalam tiap tiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika harus mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan dan perkembangan zaman.
Agama Islam waktu ini mesti sanggup mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring dengan semangat Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu pas sebelumnya.
Pengintegrasian sains dan teknologi seiring dengan stimulus pembelajaran yang berlandaskan terhadap rancangan pendidikan cii-ciri yang menjadi identitas suatu bangsa
Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kebolehan akal (rasional), yang miliki rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.
Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum sementara ini sepertinya belum mampu tawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.
Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup laksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan pertumbuhan zaman.
Secara lebih khusus kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar kudu melaksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0
Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang telah tersedia untuk memenuhi kebutuhan Pelajar.
Pengembangan kurikulum baru ini diyakini sanggup mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Murid, dan melibatkan mereka bersama persoalan yang ada di sekeliling mereka.
Pelajar dirangsang untuk paham kasus yang tersedia dan kemudian mengayalkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.
Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu mendukung siswa atau peserta didik untuk paham fakta yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di di dalam kehidupan nyata.
Hal ini cuma kemungkinan dilaksanakan jikalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.
Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics
Kita mengenal sebagian pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini terus ditambah berasal dari sementara ke waktu.
Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya
STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan menjadi diperkenalkan terhadap th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.
Sebelumnya, NSF memakai akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.
Sosok yang berjasa menyusun ulang kata-kata science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia termasuk asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.
Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM sudah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.
STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, dikarenakan mencoba menggabungkan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.
Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang cocok bersama dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.
Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa seluruhnya untuk telaten belajar pengetahuan yang menyatu.
Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya mengkombinasikan ilmu pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.
Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.
Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, saat integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.
Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik miliki kekuatan seni didalam pendekatan pembelajaran.
Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang memadukan tekun ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.
Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran tekun dan pembelajaran khusus konten.
Ariel Starzinski (2017) menyatakan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke di dalam tipe pembelajaran STEM mencerminkan jadi meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang studi ini.
Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang
Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta selesaikan masalah, lebih-lebih didalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.
Kedua pendekatan yang telah disinggung di atas jadi tidak bermanfaat ketika diujicobakan didalam konteks lokal.
Pendekatan tersebut tetap kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.
Karena itu menjadi perlu untuk memberi tambahan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.
Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM jadi penting membentuk sifat peserta didik menjadi insan kamil.
Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).
Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu pengetahuan layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.
Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains menjadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.
Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih jadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun sehingga berlainan berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.
Jika pendekatan pada mulanya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping dalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.
Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan membuat perubahan paradigma masyarakat yang sepanjang ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.
Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari faktor objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.
Kehadiran Re-STEAM benar-benar perlu didalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.
Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dikerjakan Kemendikbud Ristek.
Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang telah ada sehingga dapat menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.
Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.
Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.
Hasil konsensus para ahli terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah terlampau valid (89%) bersama dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.
Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah karena menarik, bisa meningkatkan output pembelajaran, serta benar-benar membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.
Kita berharap product ini nantinya bisa diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.
Sumber: MI AL HUDA Malang