Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Zaman Dahulu Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Zaman Dahulu Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 80

Pic: Implementasi STEM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Malang Jatim – Pertama dan Satu-Satunya di Republik Indonesia

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Zaman Dahulu Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Meski terhitung terlambat diaplikasikan di berbagai sekolah di Indonesia, model pembelajaran berbasis STEAM masih terlalu relevan bersama dengan perkembangan pembelajaran siswa di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak type pembelajaran STEAM, baik yang disebarkan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD – Sekolah Dasar. Jenis pembelajarannya pun banyak variasinya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang telah ditunaikan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEAM yang telah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM ini adalah style pembelajaran berbasis STEM pertama dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Kurikulum pendidikan harus mengatur diri dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibuat serta disusun, lebih-lebih pembelajaran Matematika harus bisa beradaptasi dan cocok bersama tuntutan zaman.

Matematika Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Islam selama ini cuman pada pengajaran didalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu sudah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran tipe selanjutnya berakibat:

  • Tak bakal dapat merangsang kekuatan nalar dan daya kronis peserta didik.
  • Tidak sanggup merubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan mengakibatkan peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan terkecuali mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan paradigma Matematika terlalu perlu dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, namun mesti menjelma dalam setiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika kudu bisa menyesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam saat ini perlu dapat mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini sejalan bersama dengan stimulus Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian kala sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring dengan impuls pembelajaran yang berlandaskan pada rencana pendidikan cii-ciri yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi dari kekuatan akal (rasional), yang punya rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum sementara ini sepertinya belum dapat menawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu jalankan penyesuaian materi ajar dengan perkembangan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar perlu melaksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan dari materi-materi yang sudah ada untuk mencukupi keperluan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai sanggup mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Siswa, dan melibatkan mereka bersama masalah yang tersedia di sekeliling mereka.

Siswa dirangsang untuk mengetahui masalah yang tersedia dan sesudah itu berkhayal solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa mendukung siswa atau peserta didik untuk mengetahui realitas yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma bisa saja dilaksanakan kalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini konsisten disempurnakan dari saat ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan menjadi diperkenalkan terhadap tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF gunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kalimat science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, dikarenakan coba mencampurkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang sesuai bersama dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi semuanya untuk telaten belajar ilmu yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya memadukan ilmu pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, sementara integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik memiliki kemampuan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang memadukan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran tertentu konten.

Ariel Starzinski (2017) menyebutkan menambahkan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke di dalam model pembelajaran STEM mencerminkan makin meningkatnya fokus penduduk terhadap inovasi dan desain sebagai bagian integral dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta selesaikan masalah, terutama didalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas menjadi tidak berfaedah disaat diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut tetap kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu jadi penting untuk memberikan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM menjadi perlu membentuk karakter peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” didalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” juga ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu pengetahuan seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun supaya tidak serupa dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping di dalam pembelajaran bersama pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM bertujuan membuat perubahan paradigma masyarakat yang selama ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik berasal dari segi objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM sangat mutlak di dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang ditunaikan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk membuat perubahan kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang sudah tersedia agar bisa menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli pada silabus yang sudah dikembangkan adalah benar-benar valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah sebab menarik, sanggup tingkatkan output pembelajaran, dan juga benar-benar membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki product ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*