Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Yudhistira Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Yudhistira Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 156

Kelas: Implementasi Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Malang Prov. Jawa Timur – Satu-Satunya di Nusantara

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Yudhistira Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Walaupun termasuk terlambat diimplementasikan di sekolah-sekolah Indonesia, style pembelajaran berbasis STEAM tetap terlampau relevan bersama dengan perkembangan pembelajaran siswa di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak tipe pembelajaran STEAM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD – Sekolah Dasar. Tipe pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM atau STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang telah dijalankan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM atau STEAM yang udah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEAM ini adalah model pembelajaran berbasis STEM pertama dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Tipikal Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan mesti menyesuaikan diri bersama dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibuat dan disusun, lebih-lebih pembelajaran Matematika perlu mampu menyesuaikan kondisi dan sesuai bersama tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam sepanjang ini semata-mata pada pengajaran dalam wujud lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran jenis tersebut berakibat:

  • Tidak dapat bisa merangsang energi nalar dan daya kronis peserta didik.
  • Tak bisa membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta membawa dampak peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka lantas tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan pola pikir Matematika terlalu mutlak dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, tapi mesti menjelma di dalam tiap tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika wajib sanggup menyesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam pas ini harus sanggup mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan bersama dengan stimulus Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu sementara sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama dengan dorongan pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan pembawaan yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kebolehan akal (rasional), yang mempunyai rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum pas ini sepertinya belum sanggup menawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun siasat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup laksanakan penyesuaian materi ajar bersama perkembangan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic mesti lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan berasal dari materi-materi yang udah tersedia untuk mencukupi kebutuhan Pelajar.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Siswa, dan melibatkan mereka bersama permasalahan yang ada di sekeliling mereka.

Siswa – Siswi dirangsang untuk paham kasus yang ada dan lantas berkhayal solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya dapat menolong siswa atau peserta didik untuk paham realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan nyata.

Hal ini cuma barangkali dijalankan kecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke di dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan dalam pembelajaran, dan ini terus disempurnakan dari pas ke waktu.

Di antaranya yang populer adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan menjadi diperkenalkan pada th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF memanfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun ulang kalimat science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM sudah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, dikarenakan coba menggabungkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai bersama pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi semuanya untuk disiplin belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan mencampurkan ilmu pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, kala integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik miliki kekuatan seni didalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran tertentu konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan penambahan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke dalam tipe pembelajaran STEM mencerminkan tambah meningkatnya fokus masyarakat terhadap inovasi dan desain sebagai bagian integral berasal dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta menyelesaikan masalah, terutama dalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas menjadi tidak berfaedah dikala diujicobakan didalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan masyarakat kita.

Karena itu jadi mutlak untuk memberikan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM jadi perlu membentuk karakter peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu pengetahuan seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains menjadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak sama dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping dalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM memiliki tujuan mengubah paradigma masyarakat yang selama ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik berasal dari faktor objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM sangat mutlak dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilaksanakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk membuat perubahan kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang udah tersedia supaya mampu menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli pada silabus yang sudah dikembangkan adalah terlalu valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, bisa meningkatkan output pembelajaran, serta sangat membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki produk ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*