Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Yang Mudah Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Yang Mudah Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 152

Kelas: Implementasi Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA di Malang Jawa Timur – Satu-Satunya di Nusantara

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Yang Mudah Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang – Walaupun termasuk terlambat diimplementasikan di berbagai sekolah di Indonesia, tipe pembelajaran berbasis STEAM tetap terlalu relevan dengan perkembangan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak model pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang dibagikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD – Sekolah Dasar. Tipe pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah dilakukan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM atau STEAM yang telah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEAM ini adalah model pembelajaran berbasis STEAM pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Model Kurikulum pendidikan mesti sesuaikan diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta disusun, terutama pembelajaran Matematika perlu mampu menyesuaikan kondisi dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an selama ini hanya terhadap pengajaran dalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika ditunaikan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran jenis selanjutnya berakibat:

  • Tak akan mampu merangsang daya nalar dan daya parah peserta didik.
  • Tidak dapat mengubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta sebabkan peserta didik berjarak bersama fakta yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka sesudah itu tergagap dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya pola pikir Matematika terlalu penting dilaksanakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, tetapi perlu menjelma didalam tiap-tiap aspek kehidupan. Pengajaran Matematika kudu mampu menyesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam sementara ini perlu bisa mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama stimulus Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu waktu sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan motivasi pembelajaran yang berlandaskan pada konsep pendidikan karakter yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kapabilitas akal (rasional), yang punya konsep empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum pas ini sepertinya belum sanggup menawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup laksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic harus jalankan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan berasal dari materi-materi yang telah tersedia untuk mencukupi keperluan Pelajar.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai sanggup mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Murid, dan melibatkan mereka dengan problem yang ada di sekeliling mereka.

Siswa – Siswi dirangsang untuk mengerti masalah yang tersedia dan lantas membayangkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa menunjang siswa atau peserta didik untuk mengerti fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan nyata.

Hal ini hanya kemungkinan dikerjakan jikalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan dalam pembelajaran, dan ini terus disempurnakan berasal dari saat ke waktu.

Di antaranya yang kondang adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di lebih dari satu negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan merasa diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF memakai akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun ulang kata-kata science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia termasuk asisten direktur pendidikan dan sumber kekuatan manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, karena mencoba menggabungkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai bersama dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi seluruhnya untuk telaten belajar ilmu yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya memadukan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, sementara integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik mempunyai kemampuan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan tekun ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran tertentu konten.

Ariel Starzinski (2017) menyatakan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke dalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus masyarakat terhadap inovasi dan desain sebagai bagian integral berasal dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni di dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta menyelesaikan masalah, terutama didalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak berguna saat diujicobakan di dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut tetap kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu jadi mutlak untuk beri tambahan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke di dalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk cii-ciri peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu ilmu seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyebutkan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains menjadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar berbeda berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM memiliki tujuan merubah paradigma penduduk yang sepanjang ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari segi objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM benar-benar perlu di dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang ditunaikan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk membuat perubahan kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang udah tersedia agar sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah terlalu valid (89%) bersama dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melewati penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, dapat menambah output pembelajaran, dan juga sangat membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita berharap produk ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: MI AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*