Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Juragan Les Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Juragan Les Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 150

Pic: Penerapan Islamic STEM di MI AL HUDA Malang Jawa Timur – Pertama dan Satu-Satunya di Nusantara

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Juragan Les Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang – Meskipun terhitung terlambat diaplikasikan di sekolah-sekolah Indonesia, metode pembelajaran berbasis STEAM masih terlalu relevan bersama perkembangan pembelajaran siswa-siswi di sekolah Indonesia. Ada banyak tipe pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang didistribusikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Metode pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM atau STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah ditunaikan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM yang telah dikembangkan dengan baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM ini adalah tipe pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Pembelajaran pendidikan mesti sesuaikan diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin dan dirancang, terutama pembelajaran Matematika wajib sanggup menyesuaikan kondisi dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Qur’an selama ini hanyalah terhadap pengajaran didalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika ditunaikan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran tipe tersebut berakibat:

  • Tak dapat sanggup merangsang energi nalar dan daya kronis peserta didik.
  • Tidak mampu membuat perubahan paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan sebabkan peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka sesudah itu tergagap dengan lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan pola pikir Matematika sangat penting dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh kembali berdiri sendiri, tetapi mesti menjelma di dalam tiap-tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika wajib dapat mengatur diri bersama kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam kala ini mesti sanggup mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring dengan dorongan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian kala sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama dengan dorongan pembelajaran yang berlandaskan terhadap rancangan pendidikan sifat yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi dari kekuatan akal (rasional), yang mempunyai rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum waktu ini sepertinya belum mampu tawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun trick pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya dapat melakukan penyesuaian materi ajar bersama dengan pertumbuhan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar mesti melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan berasal dari materi-materi yang telah tersedia untuk mencukupi keperluan Siswa – Siswi.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai bisa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Siswa – Siswi, dan melibatkan mereka bersama dengan persoalan yang ada di sekeliling mereka.

Murid dirangsang untuk sadar persoalan yang tersedia dan lantas berkhayal solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa mendukung siswa atau peserta didik untuk paham fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan nyata.

Hal ini cuma mungkin ditunaikan kalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke di dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan didalam pembelajaran, dan ini terus disempurnakan berasal dari selagi ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan pada th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF menggunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang amat holistik, gara-gara mencoba mencampurkan pendekatan instruksional didalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Murid semuanya untuk disiplin belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan mengkombinasikan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke didalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, kala integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik memiliki kekuatan seni di dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan telaten pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yakni pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menyatakan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke dalam model pembelajaran STEM mencerminkan tambah meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai anggota integral berasal dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta merampungkan masalah, lebih-lebih didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak berfungsi disaat diujicobakan di dalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya tetap kental bersama dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan masyarakat kita.

Karena itu jadi perlu untuk menambahkan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM jadi perlu membentuk sifat peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke dalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu pengetahuan layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak sama dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan mengubah paradigma penduduk yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik berasal dari faktor objek formal-material, metode penelitian, beberapa syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlampau penting didalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang ditunaikan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang udah tersedia sehingga dapat menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli terhadap silabus yang sudah dikembangkan adalah terlampau valid (89%) bersama dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melewati penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, mampu menaikkan output pembelajaran, serta terlampau menunjang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita berharap product ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah dasar di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: MI AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*