Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Jilid 1 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Jilid 1 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 84

Foto: Penerapan STEAM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang Jawa Timur – Satu-Satunya di NKRI

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 2 Jilid 1 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang – Walau terhitung terlambat diaplikasikan di sekolah-sekolah Indonesia, type pembelajaran berbasis STEM tetap terlampau relevan dengan pertumbuhan pembelajaran siswa-siswi di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak model pembelajaran STEAM, baik yang dibagikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD. Jenis pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang telah dilaksanakan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEAM yang telah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM ini adalah jenis pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama kali dan satu-satunya di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Kurikulum pendidikan mesti sesuaikan diri dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibuat dan disusun, terlebih pembelajaran Matematika mesti bisa menyesuaikan kondisi dan cocok bersama dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam selama ini hanya pada pengajaran didalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu sudah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran style berikut berakibat:

  • Tak dapat sanggup merangsang energi nalar dan daya kritis peserta didik.
  • Tak mampu merubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta menyebabkan peserta didik berjarak bersama dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan jikalau mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan pola pikir Matematika sangat penting dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, tapi mesti menjelma dalam tiap tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika kudu bisa mengatur diri bersama dengan kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam pas ini kudu dapat mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan dengan stimulan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian waktu sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan dorongan pembelajaran yang berlandaskan terhadap rancangan pendidikan karakter yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi dari kekuatan akal (rasional), yang punya rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum sementara ini sepertinya belum sanggup menawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup lakukan penyesuaian materi ajar bersama pertumbuhan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic perlu melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap tiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan dari materi-materi yang telah ada untuk mencukupi keperluan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini bisa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Peserta didik, dan melibatkan mereka bersama dengan problem yang tersedia di sekeliling mereka.

Siswa dirangsang untuk jelas persoalan yang tersedia dan lantas membayangkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa mendukung siswa atau peserta didik untuk memahami realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan komitmen keagamaan di dalam kehidupan nyata.

Hal ini hanya mungkin dilaksanakan jikalau kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan dalam pembelajaran, dan ini tetap disempurnakan dari kala ke waktu.

Di antaranya yang kondang adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan merasa diperkenalkan terhadap th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF menggunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber kekuatan manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM sudah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, karena mencoba memadukan pendekatan instruksional didalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi seluruhnya untuk telaten belajar ilmu yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berusaha mengkombinasikan ilmu pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, sementara integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik miliki kebolehan seni di dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mengkombinasikan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menyebutkan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke di dalam style pembelajaran STEM mencerminkan makin meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai bagian integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta selesaikan masalah, khususnya di dalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak berfaedah saat diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut masih kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan masyarakat kita.

Karena itu jadi mutlak untuk memberi tambahan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM menjadi perlu membentuk pembawaan peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu pengetahuan seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyebutkan integrasi unsur keagamaan ke dalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun supaya tidak serupa dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM memiliki tujuan mengubah paradigma penduduk yang selama ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai wilayah sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari aspek objek formal-material, metode penelitian, persyaratan kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlampau mutlak didalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilaksanakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk membuat perubahan kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang udah tersedia supaya mampu menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang sudah dikembangkan adalah amat valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, sanggup menaikkan output pembelajaran, dan juga amat menunjang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita berharap product ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah dasar di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Sumber: MI ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*