Pembelajaran Matematika Sd Kelas 1 Quizizz Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 1 Quizizz Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 87

Pic: Implementasi STEAM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Kota Malang Jawa Timur – Satu-Satunya di Republik Indonesia

Pembelajaran Matematika Sd Kelas 1 Quizizz Berbasis Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang – Walau termasuk terlambat diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia, model pembelajaran berbasis STEM masih benar-benar relevan dengan perkembangan pembelajaran murid-murid di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak style pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang dibagikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD – Sekolah Dasar. Model pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama dengan pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang udah dijalankan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM yang udah dikembangkan dengan baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM atau STEAM ini adalah type pembelajaran berbasis STEAM pertama dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Model Pembelajaran pendidikan perlu menyesuaikan diri bersama dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibikin dan disusun, terutama pembelajaran Matematika perlu bisa menyesuaikan kondisi dan cocok bersama dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an sepanjang ini hanyalah pada pengajaran dalam bentuk simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran style selanjutnya berakibat:

  • Tak dapat bisa merangsang daya nalar dan energi kritis peserta didik.
  • Tak mampu membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan membawa dampak peserta didik berjarak dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan jika mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika amat mutlak dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, namun harus menjelma didalam tiap tiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika perlu sanggup sesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam kala ini harus sanggup mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan bersama stimulan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu saat sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi bersamaan bersama semangat pembelajaran yang berlandaskan terhadap konsep pendidikan cii-ciri yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi dari kemampuan akal (rasional), yang miliki rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum sementara ini sepertinya belum sanggup menawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun trick pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya bisa jalankan penyesuaian materi ajar dengan perkembangan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar perlu lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang telah ada untuk mencukupi keperluan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Murid, dan melibatkan mereka bersama dengan permasalahan yang ada di sekeliling mereka.

Murid dirangsang untuk tahu kasus yang ada dan kemudian mengayalkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya dapat mendukung siswa atau peserta didik untuk jelas realitas yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma mungkin dikerjakan jikalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini konsisten disempurnakan berasal dari waktu ke waktu.

Di antaranya yang kondang adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan terhadap th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF memanfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlalu holistik, gara-gara coba menggabungkan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Peserta didik seluruhnya untuk telaten belajar ilmu yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan memadukan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke didalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, pas integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) melihat perlunya peserta didik punya kekuatan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan telaten pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan penambahan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke didalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus masyarakat terhadap inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta merampungkan masalah, terlebih didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas menjadi tidak bermanfaat disaat diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu menjadi penting untuk beri tambahan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM jadi penting membentuk sifat peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu pengetahuan seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyatakan integrasi unsur keagamaan ke dalam sains menjadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak sama berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan membuat perubahan paradigma masyarakat yang sepanjang ini menyaksikan “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari faktor objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlampau mutlak didalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dikerjakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang telah tersedia agar sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah benar-benar valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah sebab menarik, bisa tingkatkan output pembelajaran, serta terlalu menolong para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki produk ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: MI AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*