Pelajaran Matematika Sd Kelas 6 Asean Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 6 Asean Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 138

Pic: Implementasi STEM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang Jatim – Satu-Satunya di Nusantara

Pelajaran Matematika Sd Kelas 6 Asean Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Meskipun termasuk terlambat diimplementasikan di berbagai sekolah di Indonesia, type pembelajaran berbasis STEM masih terlalu relevan dengan pertumbuhan pembelajaran siswa-siswi di sekolah Indonesia. Ada banyak tipe pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD – Sekolah Dasar. Jenis pembelajarannya pun banyak macamnya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang udah ditunaikan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEAM yang telah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM atau STEAM ini adalah model pembelajaran berbasis STEAM pertama kali dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Model Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan perlu sesuaikan diri bersama dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibikin dan disusun, terlebih pembelajaran Matematika perlu sanggup beradaptasi dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Matematika Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam selama ini sebatas terhadap pengajaran di dalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu sudah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran style berikut berakibat:

  • Tidak dapat mampu merangsang energi nalar dan energi gawat peserta didik.
  • Tak mampu merubah paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta menyebabkan peserta didik berjarak bersama realitas yang ada.

Tidak mengherankan kecuali mereka lantas tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika benar-benar perlu dijalankan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, tapi mesti menjelma dalam tiap-tiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika mesti bisa sesuaikan diri bersama kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam waktu ini harus dapat mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan dorongan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa sementara sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi bersamaan bersama dengan stimulan pembelajaran yang berlandaskan terhadap rencana pendidikan pembawaan yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi dari kapabilitas akal (rasional), yang punyai rencana empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum waktu ini sepertinya belum bisa tawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup laksanakan penyesuaian materi ajar dengan pertumbuhan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar mesti melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan berasal dari materi-materi yang udah tersedia untuk memenuhi kebutuhan Murid.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Siswa – Siswi, dan melibatkan mereka dengan problem yang ada di sekeliling mereka.

Pelajar dirangsang untuk jelas kasus yang ada dan kemudian berkhayal solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya dapat menolong siswa atau peserta didik untuk mengerti realitas yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan komitmen keagamaan di didalam kehidupan nyata.

Hal ini hanya mungkin dilaksanakan terkecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal beberapa pendekatan dalam pembelajaran, dan ini tetap disempurnakan dari selagi ke waktu.

Di antaranya yang kondang adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan terasa diperkenalkan terhadap tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF pakai akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kalimat science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang sangat holistik, karena mencoba mengkombinasikan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Peserta didik semuanya untuk tekun belajar pengetahuan yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan mengkombinasikan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, waktu integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) menyaksikan perlunya peserta didik memiliki kekuatan seni didalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mengkombinasikan disiplin ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran tekun dan pembelajaran tertentu konten.

Ariel Starzinski (2017) menyebutkan penambahan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke dalam model pembelajaran STEM mencerminkan jadi meningkatnya fokus masyarakat terhadap inovasi dan desain sebagai bagian integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta selesaikan masalah, khususnya di dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas menjadi tidak bermanfaat ketika diujicobakan didalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya tetap kental bersama dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan masyarakat kita.

Karena itu jadi penting untuk mengimbuhkan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM menjadi penting membentuk sifat peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke dalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih menjadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun sehingga berlainan berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran bersama pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan membuat perubahan paradigma masyarakat yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak sanggup dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari aspek objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM amat penting dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dikerjakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang sudah ada sehingga dapat menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli pada silabus yang udah dikembangkan adalah sangat valid (89%) bersama dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah karena menarik, bisa meningkatkan output pembelajaran, serta amat mendukung para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta product ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah dasar di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*