Materi :
Pelajaran Matematika Sd Kelas 6 99 Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Foto: Implementasi Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Malang Jawa Timur – Satu-Satunya di NKRI
Pelajaran Matematika Sd Kelas 6 99 Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Walau terhitung terlambat diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia, type pembelajaran berbasis STEM masih terlampau relevan bersama pertumbuhan pembelajaran pelajar di sekolah Indonesia. Ada banyak type pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD. Type pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang udah dilaksanakan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEAM yang udah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEAM ini adalah jenis pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.
Model Kurikulum pendidikan wajib menyesuaikan diri bersama dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta dirancang, lebih-lebih pembelajaran Matematika kudu bisa beradaptasi dan sesuai bersama tuntutan zaman.
Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam sepanjang ini semata-mata terhadap pengajaran didalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika ditunaikan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).
Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran model berikut berakibat:
- Tak akan bisa merangsang daya nalar dan energi kronis peserta didik.
- Tak sanggup merubah paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
- Serta membuat peserta didik berjarak bersama realitas yang ada.
Tidak mengherankan kecuali mereka sesudah itu tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.
Perubahan pola pikir Matematika benar-benar perlu dilakukan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, tetapi harus menjelma dalam tiap tiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika kudu sanggup menyesuaikan diri bersama kemajuan dan perkembangan zaman.
Agama Islam pas ini mesti bisa mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama stimulan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa sementara sebelumnya.
Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan stimulus pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan karakter yang menjadi identitas suatu bangsa
Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kebolehan akal (rasional), yang punyai konsep empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.
Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum saat ini sepertinya belum bisa menawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.
Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup melakukan penyesuaian materi ajar bersama perkembangan zaman.
Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic perlu melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0
Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan dari materi-materi yang telah ada untuk memenuhi keperluan Pelajar.
Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Pelajar, dan melibatkan mereka bersama masalah yang ada di sekeliling mereka.
Siswa dirangsang untuk menyadari kasus yang tersedia dan kemudian berkhayal solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.
Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa membantu siswa atau peserta didik untuk jelas realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini hanya barangkali dikerjakan kalau kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran masa society 5.0, ke di dalam perangkat pembelajaran.
Islamic STEAM, Science Technology Engineering Art Mathematics
Kita mengenal sebagian pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini terus disempurnakan berasal dari saat ke waktu.
Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya
STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan menjadi diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.
Sebelumnya, NSF pakai akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.
Sosok yang berjasa menyusun kembali kata-kata science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.
Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.
STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang amat holistik, karena mencoba mencampurkan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.
Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.
Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa seluruhnya untuk tekun belajar pengetahuan yang terintegrasi.
Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan mengkombinasikan ilmu pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.
Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.
Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, sementara integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat pemakaian konten STEM.
Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik mempunyai kebolehan seni didalam pendekatan pembelajaran.
Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang memadukan telaten ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.
Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran tertentu konten.
Ariel Starzinski (2017) mengatakan menambahkan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke dalam tipe pembelajaran STEM mencerminkan jadi meningkatnya fokus masyarakat terhadap inovasi dan desain sebagai bagian integral berasal dari bidang studi ini.
Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang
Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta merampungkan masalah, terutama dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.
Kedua pendekatan yang telah disinggung di atas jadi tidak berfungsi disaat diujicobakan dalam konteks lokal.
Pendekatan selanjutnya masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan masyarakat kita.
Karena itu jadi mutlak untuk memberikan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.
Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk sifat peserta didik jadi insan kamil.
Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).
Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.
Mereka menyatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.
Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun supaya berlainan dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.
Jika pendekatan sebelumnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping dalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.
Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM punya tujuan mengubah paradigma penduduk yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.
Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari faktor objek formal-material, metode penelitian, beberapa syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.
Kehadiran Re-STEAM terlampau perlu dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.
Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilakukan Kemendikbud Ristek.
Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang sudah tersedia agar mampu menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.
Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.
Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.
Hasil konsensus para ahli pada silabus yang sudah dikembangkan adalah sangat valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.
Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, mampu tingkatkan output pembelajaran, dan juga amat membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.
Kita menghendaki produk ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.
Sumber: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Leave a Reply