Materi :
Pelajaran Matematika Sd Kelas 6 90 Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Gambar: Penerapan Islamic STEAM di MI AL HUDA Kota Malang Jatim – Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia
Pelajaran Matematika Sd Kelas 6 90 Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Meski terhitung terlambat diaplikasikan di berbagai sekolah di Indonesia, metode pembelajaran berbasis STEM tetap amat relevan dengan perkembangan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak style pembelajaran STEM, baik yang dibagikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD – Sekolah Dasar. Metode pembelajarannya pun beraneka macamnya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah dilaksanakan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM atau STEAM yang telah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM atau STEAM ini adalah model pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama kali dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.
Tipikal Pembelajaran pendidikan perlu menyesuaikan diri bersama kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibuat serta disusun, lebih-lebih pembelajaran Matematika perlu sanggup menyesuaikan kondisi dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Matematika Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam sepanjang ini hanyalah terhadap pengajaran didalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).
Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran jenis selanjutnya berakibat:
- Tidak bakal dapat merangsang kekuatan nalar dan energi kronis peserta didik.
- Tidak mampu mengubah paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
- Dan sebabkan peserta didik berjarak dengan realitas yang ada.
Tidak mengherankan jika mereka lantas tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.
Berubahnya pola pikir Matematika terlalu mutlak dijalankan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, tetapi kudu menjelma dalam tiap tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika kudu sanggup menyesuaikan diri bersama kemajuan dan pertumbuhan zaman.
Agama Islam kala ini perlu mampu mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan dengan stimulan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian selagi sebelumnya.
Pengintegrasian sains dan teknologi bersamaan bersama dengan stimulus pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan pembawaan yang jadi identitas suatu bangsa
Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kapabilitas akal (rasional), yang miliki rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.
Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum waktu ini sepertinya belum dapat tawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.
Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya dapat melaksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan pertumbuhan zaman.
Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic perlu laksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0
Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan berasal dari materi-materi yang sudah ada untuk mencukupi kebutuhan Siswa – Siswi.
Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Pelajar, dan melibatkan mereka bersama persoalan yang ada di sekeliling mereka.
Peserta didik dirangsang untuk jelas masalah yang ada dan kemudian membayangkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.
Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu membantu siswa atau peserta didik untuk sadar fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan nyata.
Hal ini hanya kemungkinan dilaksanakan kecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran masa society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.
Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics
Kita mengenal lebih dari satu pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini terus disempurnakan dari waktu ke waktu.
Di antaranya yang populer adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya
STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan terhadap tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.
Sebelumnya, NSF mengfungsikan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.
Sosok yang berjasa menyusun lagi kata-kata science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber kekuatan manusia di NFS.
Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.
STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang sangat holistik, karena coba mencampurkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.
Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok bersama dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.
Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Murid semuanya untuk disiplin belajar pengetahuan yang terintegrasi.
Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya mencampurkan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.
Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.
Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, sementara integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui penggunaan konten STEM.
Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik mempunyai kapabilitas seni di dalam pendekatan pembelajaran.
Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan telaten pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.
Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke dalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran khusus konten.
Ariel Starzinski (2017) menyatakan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke di dalam model pembelajaran STEM mencerminkan semakin meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai bagian integral berasal dari bidang belajar ini.
Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang
Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta menyelesaikan masalah, terlebih di dalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.
Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak bermanfaat dikala diujicobakan di dalam konteks lokal.
Pendekatan selanjutnya tetap kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.
Karena itu jadi penting untuk memberi tambahan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.
Pengintegrasian unsur religi ke di dalam pendekatan STEAM jadi penting membentuk cii-ciri peserta didik jadi insan kamil.
Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).
Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu ilmu seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.
Mereka menjelaskan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains menjadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.
Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun supaya tidak serupa berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.
Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping di dalam pembelajaran bersama pendekatan STEAM.
Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM punya tujuan membuat perubahan paradigma penduduk yang sepanjang ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.
Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik berasal dari segi objek formal-material, metode penelitian, beberapa syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.
Kehadiran Re-STEAM amat mutlak di dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.
Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dikerjakan Kemendikbud Ristek.
Pendekatan ini tidak untuk membuat perubahan kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang udah ada sehingga mampu menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.
Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.
Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.
Hasil konsensus para ahli pada silabus yang udah dikembangkan adalah benar-benar valid (89%) bersama dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.
Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, sanggup menambah output pembelajaran, dan juga terlalu membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.
Kita berharap product ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.
Sumber: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang
Leave a Reply