Pelajaran Matematika Sd Kelas 5 3 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 5 3 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 145

Kelas: Pembelajaran Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang Jawa Timur – Pertama di Indonesia

Pelajaran Matematika Sd Kelas 5 3 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Meski termasuk terlambat diaplikasikan di Indonesia, jenis pembelajaran berbasis STEM tetap terlalu relevan bersama dengan pertumbuhan pembelajaran siswa-siswi di sekolah Indonesia. Ada banyak type pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang dibagikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD. Model pembelajarannya pun banyak macamnya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM atau STEAM bersama dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah dikerjakan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM yang udah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM atau STEAM ini adalah tipe pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama kali dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Tipikal Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan perlu mengatur diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta disusun, terlebih pembelajaran Matematika perlu sanggup beradaptasi dan cocok dengan tuntutan zaman.

Matematika Islam di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an sepanjang ini cuman pada pengajaran dalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran model tersebut berakibat:

  • Tidak dapat sanggup merangsang daya nalar dan energi kronis peserta didik.
  • Tidak sanggup membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta menyebabkan peserta didik berjarak dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan jikalau mereka lantas tergagap dengan lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan pola pikir Matematika terlalu mutlak dilakukan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, namun mesti menjelma dalam tiap tiap aspek kehidupan. Pengajaran Matematika harus mampu mengatur diri bersama kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam sementara ini perlu mampu mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan motivasi Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa selagi sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama dengan motivasi pembelajaran yang berlandaskan terhadap konsep pendidikan cii-ciri yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kemampuan akal (rasional), yang punya rencana empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum saat ini sepertinya belum bisa menawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun langkah pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu melakukan penyesuaian materi ajar bersama pertumbuhan zaman.

Secara lebih khusus kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic kudu melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap tiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan dari materi-materi yang telah ada untuk memenuhi kebutuhan Pelajar.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini sanggup mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap Siswa – Siswi, dan melibatkan mereka bersama dengan permasalahan yang tersedia di sekeliling mereka.

Peserta didik dirangsang untuk mengerti kasus yang ada dan kemudian membayangkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya sanggup menopang siswa atau peserta didik untuk jelas fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di di dalam kehidupan nyata.

Hal ini hanya bisa saja dilaksanakan jika kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran masa society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini terus dilengkapi dari kala ke waktu.

Di antaranya yang kondang adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di lebih dari satu negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan jadi diperkenalkan terhadap th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF manfaatkan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber kekuatan manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM sudah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang amat holistik, dikarenakan mencoba mencampurkan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi semuanya untuk telaten belajar ilmu yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan memadukan ilmu pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, kala integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik memiliki kapabilitas seni di dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mengkombinasikan telaten ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke dalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta menyelesaikan masalah, terlebih di dalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak berfaedah ketika diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut tetap kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu jadi perlu untuk menambahkan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM jadi perlu membentuk karakter peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” didalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” juga ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih jadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun supaya tidak sama berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping dalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan merubah paradigma penduduk yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari segi objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori tiap-tiap bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM sangat penting dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dijalankan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang sudah tersedia supaya dapat menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini sudah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli terhadap silabus yang udah dikembangkan adalah amat valid (89%) bersama dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, dapat meningkatkan output pembelajaran, dan juga terlampau mendukung para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita berharap produk ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah dasar di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*