Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Wawancara Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Wawancara Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 92

Gambar: Pembelajaran STEM Berbasis Islam di MI AL HUDA Kota Malang Jatim – Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Wawancara Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Meskipun terhitung terlambat diterapkan di Indonesia, style pembelajaran berbasis STEAM tetap terlampau relevan bersama pertumbuhan pembelajaran murid-murid di sekolah Indonesia. Ada banyak jenis pembelajaran STEAM, baik yang disebarkan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Metode pembelajarannya pun banyak variasinya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah dilakukan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM yang telah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM ini adalah type pembelajaran berbasis STEM pertama kali dan satu-satunya di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan harus sesuaikan diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin dan disusun, khususnya pembelajaran Matematika kudu dapat menyesuaikan kondisi dan cocok dengan tuntutan zaman.

Matematika Islam di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam selama ini sekedar pada pengajaran dalam bentuk simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu sudah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran style berikut berakibat:

  • Tak akan dapat merangsang daya nalar dan kekuatan gawat peserta didik.
  • Tak bisa membuat perubahan paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta memicu peserta didik berjarak bersama dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan terkecuali mereka lantas tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan paradigma Matematika terlampau mutlak dilakukan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, tapi mesti menjelma didalam tiap-tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika mesti bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam sementara ini kudu mampu mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring dengan dorongan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian sementara sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi bersamaan bersama dengan stimulan pembelajaran yang berlandaskan terhadap rancangan pendidikan karakter yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kekuatan akal (rasional), yang memiliki rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum sementara ini sepertinya belum sanggup tawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya bisa melaksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic kudu lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan dari materi-materi yang sudah ada untuk mencukupi kebutuhan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap Pelajar, dan melibatkan mereka bersama dengan persoalan yang ada di sekeliling mereka.

Siswa – Siswi dirangsang untuk memahami masalah yang ada dan sesudah itu mengayalkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya dapat menunjang siswa atau peserta didik untuk jelas realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan nyata.

Hal ini hanya kemungkinan dikerjakan terkecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke di dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEAM, Science Technology Engineering Art Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan didalam pembelajaran, dan ini konsisten disempurnakan dari kala ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang sudah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di lebih dari satu negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan pada th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF mengfungsikan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kata-kata science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia termasuk asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang sangat holistik, dikarenakan coba memadukan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Pelajar seluruhnya untuk tekun belajar ilmu yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berupaya mengkombinasikan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kapabilitas penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, pas integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) menyaksikan perlunya peserta didik miliki kemampuan seni didalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang memadukan telaten ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran tertentu konten.

Ariel Starzinski (2017) menyebutkan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke didalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai bagian integral dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta menyelesaikan masalah, terlebih di dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak bermanfaat dikala diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut tetap kental bersama dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu jadi perlu untuk beri tambahan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk karakter peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih jadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar berbeda dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka didalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping di dalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM punya tujuan mengubah paradigma penduduk yang selama ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa wilayah sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari faktor objek formal-material, metode penelitian, persyaratan kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM amat mutlak di dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang ditunaikan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang telah ada sehingga mampu menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar pada silabus yang sudah dikembangkan adalah amat valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah dikarenakan menarik, mampu tingkatkan output pembelajaran, dan juga sangat membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki product ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*