Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 U Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 U Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 82

Kelas: Pembelajaran STEAM Berbasis Islam di MI AL HUDA Kota Malang Jatim – Satu-Satunya di Republik Indonesia

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 U Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Meskipun terhitung terlambat diaplikasikan di berbagai sekolah di Indonesia, jenis pembelajaran berbasis STEAM tetap terlampau relevan bersama dengan pertumbuhan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak metode pembelajaran STEM, baik yang didistribusikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD – Sekolah Dasar. Model pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang udah dijalankan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM atau STEAM yang udah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM ini adalah model pembelajaran berbasis STEAM pertama dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Tipikal Pembelajaran pendidikan perlu mengatur diri dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin dan dirancang, khususnya pembelajaran Matematika wajib bisa beradaptasi dan sesuai bersama tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam selama ini semata-mata pada pengajaran di dalam wujud lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dikerjakan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran model selanjutnya berakibat:

  • Tidak bakal bisa merangsang daya nalar dan daya parah peserta didik.
  • Tidak dapat membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta membawa dampak peserta didik berjarak bersama dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka sesudah itu tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Perubahan paradigma Matematika terlalu mutlak ditunaikan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, tetapi perlu menjelma didalam tiap tiap aspek kehidupan. Pengajaran Matematika kudu mampu sesuaikan diri dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam pas ini perlu sanggup mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama stimulus Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu sementara sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama stimulus pembelajaran yang berlandaskan pada konsep pendidikan pembawaan yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kebolehan akal (rasional), yang punya rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum mampu tawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya dapat laksanakan penyesuaian materi ajar bersama pertumbuhan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar mesti lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang telah tersedia untuk memenuhi keperluan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Murid, dan melibatkan mereka bersama permasalahan yang ada di sekeliling mereka.

Peserta didik dirangsang untuk tahu masalah yang ada dan sesudah itu berkhayal solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya sanggup mendukung siswa atau peserta didik untuk mengetahui realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma kemungkinan dijalankan kalau kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke di dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini tetap dilengkapi berasal dari waktu ke waktu.

Di antaranya yang populer adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang sudah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan menjadi diperkenalkan pada th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF gunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia termasuk asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang amat holistik, karena mencoba mencampurkan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok bersama dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Murid seluruhnya untuk telaten belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan mencampurkan ilmu pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, sementara integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik memiliki kemampuan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan tekun pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran spesifik konten.

Ariel Starzinski (2017) menyatakan menambahkan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke di dalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin meningkatnya fokus masyarakat terhadap inovasi dan desain sebagai bagian integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta selesaikan masalah, lebih-lebih didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak bermanfaat kala diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu menjadi perlu untuk beri tambahan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk cii-ciri peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke dalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus rencana Islamisasi Ilmu pengetahuan seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menjelaskan integrasi unsur keagamaan ke dalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih menjadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun supaya tidak sama berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM punya tujuan merubah paradigma penduduk yang selama ini lihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik berasal dari aspek objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlalu mutlak dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilakukan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang udah ada sehingga bisa menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar pada silabus yang telah dikembangkan adalah sangat valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, bisa tingkatkan output pembelajaran, dan juga benar-benar menopang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki product ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah dasar di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*