Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Ipa Semester 2 Berbasis Islamic STEM di MI ALHUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Ipa Semester 2 Berbasis Islamic STEM di MI ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 71

Gambar: Pembelajaran Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA di Malang Prov. Jawa Timur – Pertama di Indonesia

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Ipa Semester 2 Berbasis Islamic STEM di MI ALHUDA Malang – Meskipun terhitung terlambat diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia, model pembelajaran berbasis STEM tetap terlampau relevan dengan pertumbuhan pembelajaran siswa-siswi di sekolah Indonesia. Ada banyak metode pembelajaran STEAM, baik yang dibagikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Model pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM atau STEAM dengan pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang sudah dijalankan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEAM yang sudah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEM ini adalah style pembelajaran berbasis STEAM pertama kali dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan mesti menyesuaikan diri bersama dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibuat dan dirancang, terlebih pembelajaran Matematika perlu bisa menyesuaikan kondisi dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Qur’an sepanjang ini hanyalah pada pengajaran dalam wujud lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dikerjakan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu sudah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran type tersebut berakibat:

  • Tidak bakal dapat merangsang kekuatan nalar dan daya gawat peserta didik.
  • Tidak mampu membuat perubahan paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan membawa dampak peserta didik berjarak bersama realitas yang ada.

Tidak mengherankan kecuali mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya pola pikir Matematika terlalu penting dilakukan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, namun harus menjelma di dalam setiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika kudu dapat mengatur diri bersama dengan kemajuan dan pertumbuhan zaman.

Agama Islam saat ini mesti bisa mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama semangat Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu kala sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama semangat pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan cii-ciri yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kemampuan akal (rasional), yang memiliki konsep empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum saat ini sepertinya belum sanggup tawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trik pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya dapat melakukan penyesuaian materi ajar bersama pertumbuhan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic mesti melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan berasal dari materi-materi yang telah tersedia untuk memenuhi keperluan Siswa.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap Peserta didik, dan melibatkan mereka bersama dengan masalah yang ada di sekeliling mereka.

Murid dirangsang untuk mengetahui persoalan yang ada dan sesudah itu membayangkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa menunjang siswa atau peserta didik untuk tahu fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di di dalam kehidupan nyata.

Hal ini cuma kemungkinan dilakukan terkecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke di dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan dalam pembelajaran, dan ini konsisten dilengkapi dari waktu ke waktu.

Di antaranya yang populer adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan menjadi diperkenalkan pada th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF pakai akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kata-kata science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, gara-gara coba mengkombinasikan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa semuanya untuk tekun belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan mengkombinasikan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, saat integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) melihat perlunya peserta didik punya kekuatan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran tekun dan pembelajaran spesifik konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke di dalam type pembelajaran STEM mencerminkan jadi meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai anggota integral berasal dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta menyelesaikan masalah, lebih-lebih didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak berfungsi dikala diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan berikut masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu menjadi mutlak untuk memberikan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk karakter peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” terhitung ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak serupa berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping di dalam pembelajaran bersama pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM memiliki tujuan merubah paradigma penduduk yang selama ini melihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak sanggup dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik berasal dari aspek objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlalu mutlak dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilakukan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk membuat perubahan kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang sudah tersedia supaya sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah terlampau valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah gara-gara menarik, bisa meningkatkan output pembelajaran, dan juga benar-benar menunjang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta produk ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: MI ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*