Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Halaman 51 Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Halaman 51 Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 97

Gambar: Pembelajaran STEM Berbasis Islam di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Kota Malang Prov. Jawa Timur – Pertama dan Satu-Satunya di Republik Indonesia

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 Halaman 51 Berbasis Islamic STEM di MI AL HUDA Malang – Walaupun terhitung terlambat diaplikasikan di berbagai sekolah di Indonesia, jenis pembelajaran berbasis STEAM masih benar-benar relevan dengan pertumbuhan pembelajaran siswa-siswi di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak jenis pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang dibagikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD – Sekolah Dasar. Model pembelajarannya pun banyak variasinya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang udah dijalankan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM atau STEAM yang udah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEAM ini adalah type pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Tipikal Pembelajaran pendidikan kudu menyesuaikan diri dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibikin serta disusun, lebih-lebih pembelajaran Matematika mesti mampu beradaptasi dan cocok bersama tuntutan zaman.

Matematika Islam di MI AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an sepanjang ini sekedar pada pengajaran dalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu sudah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran tipe selanjutnya berakibat:

  • Tak dapat bisa merangsang daya nalar dan energi parah peserta didik.
  • Tak sanggup mengubah paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta menyebabkan peserta didik berjarak bersama dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan terkecuali mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika terlalu perlu dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, tapi wajib menjelma dalam tiap-tiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika wajib mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam kala ini wajib sanggup mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama dorongan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa waktu sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi bersamaan bersama dengan dorongan pembelajaran yang berlandaskan terhadap rencana pendidikan cii-ciri yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kekuatan akal (rasional), yang miliki konsep empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum sanggup tawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trick pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya dapat laksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar kudu melaksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang telah tersedia untuk memenuhi keperluan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini sanggup mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Siswa – Siswi, dan melibatkan mereka bersama problem yang ada di sekeliling mereka.

Peserta didik dirangsang untuk tahu kasus yang ada dan sesudah itu membayangkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya sanggup membantu siswa atau peserta didik untuk memahami realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di dalam kehidupan nyata.

Hal ini hanya mungkin ditunaikan kecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini konsisten disempurnakan berasal dari saat ke waktu.

Di antaranya yang terkenal adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang sudah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan menjadi diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF gunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun ulang kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia termasuk asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlampau holistik, dikarenakan mencoba menggabungkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang cocok bersama dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Peserta didik seluruhnya untuk telaten belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengupayakan mengkombinasikan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, waktu integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) lihat perlunya peserta didik punya kebolehan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan disiplin ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan menambahkan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke di dalam jenis pembelajaran STEM mencerminkan makin lama meningkatnya fokus penduduk terhadap inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni di dalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta selesaikan masalah, terlebih didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang telah disinggung di atas jadi tidak berfungsi dikala diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya masih kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu menjadi perlu untuk beri tambahan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM jadi mutlak membentuk cii-ciri peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke dalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh sebagian tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu ilmu seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyatakan integrasi unsur keagamaan ke dalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar berlainan dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan merubah paradigma masyarakat yang sepanjang ini menyaksikan “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari faktor objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlalu perlu didalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dikerjakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang telah ada agar bisa menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang udah dikembangkan adalah sangat valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah dikarenakan menarik, sanggup meningkatkan output pembelajaran, serta terlalu mendukung para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta produk ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Sumber: MI AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*