Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 5 Halaman 116 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 5 Halaman 116 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 108

Foto: Implementasi STEAM Berbasis Islam di MI ALHUDA di Malang Jawa Timur – Satu-Satunya di Nusantara

Pelajaran Matematika Sd Kelas 3 5 Halaman 116 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Walaupun termasuk terlambat diimplementasikan di berbagai sekolah di Indonesia, type pembelajaran berbasis STEM tetap amat relevan dengan pertumbuhan pembelajaran pelajar di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak model pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD – Sekolah Dasar. Jenis pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama dengan pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang telah ditunaikan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEAM yang sudah dikembangkan dengan baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEAM ini adalah tipe pembelajaran berbasis STEAM pertama kali dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Model Pembelajaran pendidikan wajib sesuaikan diri bersama keperluan zaman. Kurikulum yang dibuat dan disusun, khususnya pembelajaran Matematika wajib sanggup beradaptasi dan cocok bersama dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Islam selama ini hanya terhadap pengajaran didalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga memasang peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran tipe tersebut berakibat:

  • Tak akan sanggup merangsang energi nalar dan energi parah peserta didik.
  • Tak mampu membuat perubahan paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta membawa dampak peserta didik berjarak dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka kemudian tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika amat penting dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, namun perlu menjelma di dalam tiap tiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika harus dapat sesuaikan diri bersama kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam selagi ini wajib sanggup mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring dengan semangat Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu waktu sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama semangat pembelajaran yang berlandaskan pada konsep pendidikan pembawaan yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kebolehan akal (rasional), yang memiliki rencana empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, didalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum saat ini sepertinya belum sanggup tawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trick pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya bisa jalankan penyesuaian materi ajar bersama pertumbuhan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar perlu melaksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan dari materi-materi yang udah ada untuk mencukupi keperluan Siswa – Siswi.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini sanggup mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Siswa – Siswi, dan melibatkan mereka bersama dengan persoalan yang tersedia di sekeliling mereka.

Peserta didik dirangsang untuk mengerti persoalan yang ada dan lantas membayangkan solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya bisa mendukung siswa atau peserta didik untuk paham realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan prinsip keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini hanya kemungkinan dijalankan terkecuali kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan didalam pembelajaran, dan ini terus ditambah dari kala ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di lebih dari satu negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan terasa diperkenalkan terhadap th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF menggunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun lagi kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlalu holistik, dikarenakan coba menggabungkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Pelajar seluruhnya untuk tekun belajar pengetahuan yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berusaha mengkombinasikan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, kala integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat penggunaan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik miliki kemampuan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang memadukan disiplin ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran tertentu konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan menambahkan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke di dalam model pembelajaran STEM mencerminkan semakin meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni didalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta selesaikan masalah, lebih-lebih di dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas menjadi tidak berfungsi saat diujicobakan didalam konteks lokal.

Pendekatan berikut masih kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu menjadi perlu untuk memberikan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM menjadi mutlak membentuk karakter peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke didalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyebutkan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun supaya berbeda berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan di awalnya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping didalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM punya tujuan mengubah paradigma masyarakat yang sepanjang ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari aspek objek formal-material, metode penelitian, syarat-syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM sangat perlu di dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dijalankan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang udah ada supaya sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di era society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar pada silabus yang sudah dikembangkan adalah terlampau valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melewati penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah dikarenakan menarik, bisa meningkatkan output pembelajaran, serta benar-benar menunjang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki produk ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah dasar di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*