Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 X Semester Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 X Semester Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 114

Pic: Pembelajaran Islamic STEAM di MI ALHUDA di Malang Jawa Timur – Satu-Satunya di NKRI

Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 X Semester Berbasis Islamic STEM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang – Meskipun terhitung terlambat diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia, tipe pembelajaran berbasis STEM tetap terlalu relevan dengan pertumbuhan pembelajaran siswa-siswi di sekolah-sekolah Indonesia. Ada banyak jenis pembelajaran STEM, baik yang dibagikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD – Sekolah Dasar. Model pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang sudah dikerjakan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM yang udah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEAM ini adalah tipe pembelajaran berbasis STEAM pertama kali dan cuma satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Tipikal Pembelajaran pendidikan mesti sesuaikan diri dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibikin serta dirancang, lebih-lebih pembelajaran Matematika perlu bisa menyesuaikan kondisi dan cocok dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam sepanjang ini semata-mata terhadap pengajaran dalam bentuk simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran jenis selanjutnya berakibat:

  • Tidak bakal mampu merangsang kekuatan nalar dan daya parah peserta didik.
  • Tidak sanggup mengubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan sebabkan peserta didik berjarak dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka sesudah itu tergagap bersama lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika amat perlu dilaksanakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, namun perlu menjelma didalam setiap aspek kehidupan. Pengajaran Matematika kudu dapat menyesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam pas ini mesti sanggup mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama motivasi Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu saat sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama dengan semangat pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan sifat yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi dari kebolehan akal (rasional), yang memiliki rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum dapat menawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun langkah pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya bisa lakukan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih tertentu kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic harus melakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan berasal dari materi-materi yang sudah tersedia untuk mencukupi kebutuhan Murid.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Siswa – Siswi, dan melibatkan mereka dengan masalah yang tersedia di sekeliling mereka.

Peserta didik dirangsang untuk mengetahui kasus yang tersedia dan lantas berkhayal solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu menopang siswa atau peserta didik untuk sadar fakta yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan komitmen keagamaan di di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma barangkali ditunaikan jikalau kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran masa society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal beberapa pendekatan dalam pembelajaran, dan ini terus dilengkapi berasal dari saat ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di sebagian negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan jadi diperkenalkan terhadap th. 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF mengfungsikan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun ulang kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang benar-benar holistik, dikarenakan mencoba mencampurkan pendekatan instruksional didalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang sesuai bersama pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Peserta didik semuanya untuk disiplin belajar ilmu yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berusaha menggabungkan ilmu pengetahuan, skil, dan kapabilitas penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke didalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, kala integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) melihat perlunya peserta didik punyai kebolehan seni dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mengkombinasikan disiplin pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran tekun dan pembelajaran spesifik konten.

Ariel Starzinski (2017) menyebutkan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke didalam jenis pembelajaran STEM mencerminkan tambah meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai bagian integral berasal dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta selesaikan masalah, lebih-lebih didalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak berfungsi disaat diujicobakan dalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan masyarakat kita.

Karena itu jadi perlu untuk memberi tambahan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke didalam pendekatan STEAM jadi perlu membentuk sifat peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM jadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke dalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu pengetahuan seperti Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka mengatakan integrasi unsur keagamaan ke dalam sains menjadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM beralih jadi Re-STEAM, sebuah akronim berasal dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun supaya berbeda dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping dalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM bertujuan mengubah paradigma masyarakat yang sepanjang ini melihat “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari faktor objek formal-material, metode penelitian, beberapa syarat kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM sangat perlu dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilaksanakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang sudah ada agar sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini udah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli pada silabus yang sudah dikembangkan adalah terlalu valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melewati penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah sebab menarik, bisa menambah output pembelajaran, dan juga terlalu mendukung para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta product ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah basic di Indonesia umumnya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*