Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 Halaman 11 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 Halaman 11 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 114

Foto: Implementasi Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang Jawa Timur – Pertama di Nusantara

Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 Halaman 11 Berbasis Islamic STEAM di MI ALHUDA Malang – Meski terhitung terlambat diimplementasikan di berbagai sekolah di Indonesia, type pembelajaran berbasis STEAM tetap amat relevan bersama dengan pertumbuhan pembelajaran murid-murid di sekolah Indonesia. Ada banyak tipe pembelajaran STEAM, baik yang didistribusikan melalui PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Jenis pembelajarannya pun banyak macamnya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang telah dilaksanakan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Metode pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM yang udah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM atau STEAM ini adalah jenis pembelajaran berbasis STEAM pertama kali dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Model Pembelajaran pendidikan kudu menyesuaikan diri bersama dengan keperluan zaman. Kurikulum yang dibuat serta disusun, terutama pembelajaran Matematika kudu dapat beradaptasi dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di MI ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam sepanjang ini sebatas pada pengajaran di dalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran model tersebut berakibat:

  • Tidak bakal sanggup merangsang daya nalar dan kekuatan gawat peserta didik.
  • Tak bisa mengubah paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan memicu peserta didik berjarak bersama realitas yang ada.

Tidak mengherankan jika mereka lantas tergagap dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika terlampau perlu dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, namun kudu menjelma dalam tiap tiap segi kehidupan. Pengajaran Matematika harus bisa mengatur diri dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam saat ini harus dapat mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring dengan stimulus Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa saat sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama motivasi pembelajaran yang berlandaskan terhadap rancangan pendidikan cii-ciri yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan di dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kebolehan akal (rasional), yang memiliki rancangan empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, di dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum saat ini sepertinya belum bisa tawarkan formula baru, baik didalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu jalankan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar kudu laksanakan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap-tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan berasal dari materi-materi yang sudah ada untuk mencukupi keperluan Pelajar.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap Peserta didik, dan melibatkan mereka bersama dengan permasalahan yang tersedia di sekeliling mereka.

Siswa dirangsang untuk sadar kasus yang ada dan lantas berkhayal solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya sanggup menunjang siswa atau peserta didik untuk jelas fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan komitmen keagamaan di didalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini hanya barangkali dilakukan jika kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran masa society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan dalam pembelajaran, dan ini tetap ditambah dari kala ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang sudah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim berasal dari science, technology, engineering, mathematics, dan terasa diperkenalkan terhadap tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF mengfungsikan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics menjadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber kekuatan manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM sudah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang benar-benar holistik, sebab mencoba mengkombinasikan pendekatan instruksional didalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di EII, pendekatan ini dipandang cocok dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEAM di MI AL HUDA mengajarkan Siswa – Siswi seluruhnya untuk tekun belajar ilmu yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM berusaha menggabungkan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kebolehan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang, waktu integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan lewat pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik memiliki kebolehan seni didalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan disiplin ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke didalam lima tingkatan, yakni pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran spesifik konten.

Ariel Starzinski (2017) mengatakan penambahan unsur A (singkatan dari Art atau seni) ke didalam type pembelajaran STEM mencerminkan semakin meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni di dalam pendekatan pembelajaran tidak serta merta menyelesaikan masalah, terlebih dalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang sudah disinggung di atas jadi tidak berfungsi dikala diujicobakan didalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya tetap kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu jadi penting untuk mengimbuhkan unsur religi (religion) dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM jadi mutlak membentuk karakter peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” di dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” juga ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menjelaskan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains jadi tawaran solusi pada keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun sehingga berlainan berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping dalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM bertujuan merubah paradigma masyarakat yang selama ini menyaksikan “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak bisa dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai wilayah sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari aspek objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing apalagi samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM amat penting dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilaksanakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan tawarkan pengembangan kurikulum yang telah ada agar bisa menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini telah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang sudah dikembangkan adalah terlalu valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah lewat penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah karena menarik, mampu menambah output pembelajaran, serta sangat menopang para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki product ini nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah dasar di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: MI ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*