Pelajaran Matematika Sd Kelas 1 Inggris Berbasis Islamic STEM di MI ALHUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 1 Inggris Berbasis Islamic STEM di MI ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 137

Gambar: Implementasi STEAM Berbasis Islam di MI AL HUDA Kota Malang Jawa Timur – Pertama dan Satu-Satunya di Nusantara

Pelajaran Matematika Sd Kelas 1 Inggris Berbasis Islamic STEM di MI ALHUDA Malang – Meski terhitung terlambat diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia, jenis pembelajaran berbasis STEM tetap sangat relevan bersama pertumbuhan pembelajaran pelajar di sekolah Indonesia. Ada banyak jenis pembelajaran STEM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD – Pendidikan Anak Usia Dini maupun di SD. Style pembelajarannya pun banyak variasinya. Ada pembelajaran STEM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM bersama dengan pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang sudah dikerjakan oleh MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM yang telah dikembangkan sangat baik di MI – Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM ini adalah model pembelajaran berbasis STEAM pertama kali dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Pembelajaran dan Kurikulum pendidikan perlu mengatur diri dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibuat dan dirancang, terutama pembelajaran Matematika wajib bisa menyesuaikan kondisi dan cocok bersama tuntutan zaman.

Matematika Islam di MI ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Islam selama ini sekedar pada pengajaran didalam bentuk simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dikerjakan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi bersama dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran jenis tersebut berakibat:

  • Tak akan mampu merangsang kekuatan nalar dan daya kronis peserta didik.
  • Tak mampu mengubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Serta membawa dampak peserta didik berjarak bersama realitas yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya pola pikir Matematika terlampau penting dilakukan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh kembali berdiri sendiri, namun mesti menjelma didalam setiap aspek kehidupan. Pengajaran Matematika perlu bisa menyesuaikan diri bersama kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam waktu ini mesti sanggup mengapresiasikan sains ke di dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan dengan stimulan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren sebagian selagi sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama impuls pembelajaran yang berlandaskan terhadap rancangan pendidikan pembawaan yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan didalam Islam merupakan hasil integrasi dari kemampuan akal (rasional), yang mempunyai rencana empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum kala ini sepertinya belum sanggup tawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun trick pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup laksanakan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih khusus kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic harus lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan keperluan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan berasal dari materi-materi yang telah ada untuk mencukupi kebutuhan Peserta didik.

Pengembangan kurikulum baru ini dipercayai dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Murid, dan melibatkan mereka bersama dengan masalah yang ada di sekeliling mereka.

Pelajar dirangsang untuk tahu kasus yang tersedia dan kemudian mengayalkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu membantu siswa atau peserta didik untuk memahami realitas yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini cuma kemungkinan dijalankan jikalau kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran era society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEAM, Science Technology Engineering Art Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan di dalam pembelajaran, dan ini konsisten disempurnakan dari sementara ke waktu.

Di antaranya yang populer adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang udah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF memakai akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, pakar biologi di Amerika. Ia termasuk asisten direktur pendidikan dan sumber daya manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus terhadap STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang terlalu holistik, karena mencoba mencampurkan pendekatan instruksional dalam pembelajaran, yaitu multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang sesuai bersama dengan perkembangan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Murid semuanya untuk telaten belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan menggabungkan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kemampuan penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, kala integrasi konteks merujuk terhadap pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong didalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) menyaksikan perlunya peserta didik mempunyai kebolehan seni didalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang menggabungkan tekun pengetahuan sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran sepanjang hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) mengatakan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke di dalam type pembelajaran STEM mencerminkan makin meningkatnya fokus masyarakat pada inovasi dan desain sebagai bagian integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta selesaikan masalah, terutama di dalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas menjadi tidak berfungsi dikala diujicobakan di dalam konteks lokal.

Pendekatan tersebut masih kental bersama nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu jadi penting untuk mengimbuhkan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM menjadi penting membentuk sifat peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” didalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” juga ditegaskan oleh beberapa tokoh pencetus konsep Islamisasi Ilmu pengetahuan layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyebutkan integrasi unsur keagamaan ke dalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah jadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar tidak sama berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka didalam Re-STEAM pendidikan agama Islam menjadi pendamping didalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan di dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan merubah paradigma penduduk yang sepanjang ini menyaksikan “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak mampu dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai wilayah sendiri-sendiri, terpisah antara satu dan lainnya, baik berasal dari segi objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun standing teori tiap-tiap lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlalu penting dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dikerjakan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang sudah tersedia supaya dapat menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para ahli terhadap silabus yang telah dikembangkan adalah terlalu valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM dianggap layak untuk diterapkan di sekolah dikarenakan menarik, mampu menaikkan output pembelajaran, dan juga terlalu membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta product ini nantinya mampu diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah dasar di Indonesia kebanyakan dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: MI ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*