Pelajaran Matematika Sd Kelas 1 Hidup Rukun Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Pelajaran Matematika Sd Kelas 1 Hidup Rukun Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 146

Pic: Penerapan Islamic STEAM di MI AL HUDA Malang Prov. Jawa Timur – Satu-Satunya di Indonesia

Pelajaran Matematika Sd Kelas 1 Hidup Rukun Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Walaupun termasuk terlambat diaplikasikan di sekolah-sekolah Indonesia, metode pembelajaran berbasis STEM masih terlalu relevan dengan pertumbuhan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak metode pembelajaran STEAM, baik yang didistribusikan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Metode pembelajarannya pun banyak macamnya. Ada pembelajaran STEM atau STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEAM dengan pendekatan saintifik. Tak kecuali apa yang sudah dilaksanakan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu terhadap Islamic STEM yang sudah dikembangkan dengan baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Model Islamic STEAM ini adalah type pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama kali dan satu-satunya di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI – Madrasah Ibtidaiyah.

Tipikal Kurikulum pendidikan wajib mengatur diri dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibikin dan disusun, terutama pembelajaran Matematika harus bisa menyesuaikan kondisi dan cocok bersama dengan tuntutan zaman.

Matematika Berbasis Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Berbasis Qur’an sepanjang ini hanya terhadap pengajaran dalam wujud simbol dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika dijalankan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu telah ketinggalan zaman, tidak aplikatif serta menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran type tersebut berakibat:

  • Tak dapat bisa merangsang energi nalar dan kekuatan gawat peserta didik.
  • Tidak dapat membuat perubahan paradigma berpikir siswa berasal dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan memicu peserta didik berjarak bersama dengan realitas yang ada.

Tidak mengherankan kalau mereka lantas tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika sangat mutlak dikerjakan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh ulang berdiri sendiri, tetapi mesti menjelma didalam setiap faktor kehidupan. Pengajaran Matematika wajib dapat sesuaikan diri bersama kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam pas ini harus bisa mengapresiasikan sains ke didalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini bersamaan dengan impuls Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren lebih dari satu pas sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi seiring bersama dorongan pembelajaran yang berlandaskan pada rancangan pendidikan karakter yang jadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi berasal dari kemampuan akal (rasional), yang punyai konsep empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum selagi ini sepertinya belum dapat tawarkan formula baru, baik dalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya mampu melakukan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah basic mesti lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran tiap tiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan bentuk penyempurnaan berasal dari materi-materi yang udah tersedia untuk mencukupi keperluan Siswa – Siswi.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini bisa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap Pelajar, dan melibatkan mereka bersama dengan persoalan yang tersedia di sekeliling mereka.

Murid dirangsang untuk tahu kasus yang ada dan sesudah itu memikirkan solusi berdasarkan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya dapat mendukung siswa atau peserta didik untuk sadar fakta yang ada, dan juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu dan prinsip keagamaan di didalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini hanya bisa saja dijalankan jika kita mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran masa society 5.0, ke dalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEAM, Science Technology Engineering Art Mathematics

Kita mengenal sebagian pendekatan dalam pembelajaran, dan ini terus ditambah berasal dari saat ke waktu.

Di antaranya yang terkenal adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang sudah diadopsi sejumlah instansi pendidikan di Amerika dan di beberapa negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan jadi diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF menggunakan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun ulang kalimat science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia terhitung asisten direktur pendidikan dan sumber kekuatan manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM udah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama program yang dikembangkan layaknya Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang sangat holistik, dikarenakan coba mencampurkan pendekatan instruksional didalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang cocok bersama dengan pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Peserta didik semuanya untuk disiplin belajar ilmu yang menyatu.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan menggabungkan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kapabilitas penelitian.

Ia bekerja pada ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu pada penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang, selagi integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemanfaatan konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) memandang perlunya peserta didik mempunyai kapabilitas seni di dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang memadukan disiplin ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke dalam lima tingkatan, yakni pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran disiplin dan pembelajaran spesifik konten.

Ariel Starzinski (2017) menyebutkan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke didalam jenis pembelajaran STEM mencerminkan jadi meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai anggota integral berasal dari bidang studi ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta selesaikan masalah, lebih-lebih didalam konteks islamisasi pengetahuan pengetahuan.

Kedua pendekatan yang telah disinggung di atas jadi tidak berfaedah ketika diujicobakan di dalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya masih kental dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan kepercayaan penduduk kita.

Karena itu jadi mutlak untuk mengimbuhkan unsur religi (religion) di dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke di dalam pendekatan STEAM jadi mutlak membentuk karakter peserta didik jadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” dalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke di dalam ”STEAM” juga ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu pengetahuan layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyatakan integrasi unsur keagamaan ke di dalam sains menjadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, and mathematics yang sengaja penulis susun supaya tidak serupa berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan pada mulanya fokus terhadap pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping dalam pembelajaran bersama dengan pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan didalam pendekatan STEAM memiliki tujuan mengubah paradigma masyarakat yang sepanjang ini memandang “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak sanggup dipertemukan.

Seakan-akan keduanya mempunyai wilayah sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik berasal dari aspek objek formal-material, metode penelitian, persyaratan kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing bahkan samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM terlalu perlu di dalam menyambut penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa Kedatangan Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang dilakukan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk mengubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang sudah ada sehingga sanggup menjawab tuntutan pembelajaran di jaman society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah melalui tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini telah diujicobakan di tiga sekolah basic di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar terhadap silabus yang udah dikembangkan adalah benar-benar valid (89%) bersama nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melalui penilaian para ahli, modul pembelajaran bersama dengan pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah karena menarik, dapat menambah output pembelajaran, dan juga sangat membantu para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita menghendaki product ini nantinya sanggup diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah dasar di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Dokumentasi: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*