Materi Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 Semester 1 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Materi Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 Semester 1 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

pendidikan islamic stem di mi al huda kota malang 127

Kelas: Penerapan Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah AL HUDA Malang Jatim – Pertama dan Satu-Satunya di NKRI

Materi Pelajaran Matematika Sd Kelas 2 Semester 1 Berbasis Islamic STEAM di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang – Walau termasuk terlambat diimplementasikan di berbagai sekolah di Indonesia, model pembelajaran berbasis STEM tetap terlalu relevan bersama dengan pertumbuhan pembelajaran siswa di sekolah Indonesia. Ada banyak tipe pembelajaran STEM atau STEAM, baik yang disebarkan lewat PDF, PPT, untuk jenjang PAUD maupun di SD. Model pembelajarannya pun beraneka variasinya. Ada pembelajaran STEAM dan loose parts, maupun jurnal dan sintaks pembelajaran STEM bersama pendekatan saintifik. Tak terkecuali apa yang sudah dilaksanakan oleh MI AL HUDA di Kota Malang ini. Model pembelajaran Matematika yang digunakan di MI AL HUDA ini mengacu pada Islamic STEM yang sudah dikembangkan sangat baik di MI AL HUDA di Kota Malang, Jawa Timur. Metode Islamic STEM ini adalah model pembelajaran berbasis STEM atau STEAM pertama kali dan hanya satu di Indonesia yang berbasis Islam untuk MI.

Model Pembelajaran pendidikan kudu menyesuaikan diri bersama kebutuhan zaman. Kurikulum yang dibikin serta disusun, lebih-lebih pembelajaran Matematika kudu dapat beradaptasi dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Matematika Islam di Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Seperti diketahui, pembelajaran Matematika Qur’an sepanjang ini cuman terhadap pengajaran didalam bentuk lambang dan hafalan semata. Pembelajaran Matematika ditunaikan secara stand alone (berdiri sendiri), konvensional, tidak terintegrasi dengan unsur sains, teknologi, engineering, seni, dan Religi (nilai-nilai Islam).

Model begitu udah ketinggalan zaman, tidak aplikatif dan juga menempatkan peserta didik sebagai robot pembelajar semata. Diakui atau tidak, pembelajaran type berikut berakibat:

  • Tidak dapat dapat merangsang daya nalar dan daya gawat peserta didik.
  • Tak dapat merubah paradigma berpikir siswa dari konseptual ke arah kontekstual.
  • Dan membuat peserta didik berjarak bersama dengan fakta yang ada.

Tidak mengherankan jikalau mereka kemudian tergagap bersama dengan lingkungan di mana mereka berada.

Berubahnya paradigma Matematika terlampau perlu ditunaikan di mana pembelajaran Matematika tidak boleh lagi berdiri sendiri, tetapi mesti menjelma di dalam tiap-tiap aspek kehidupan. Pengajaran Matematika kudu sanggup sesuaikan diri bersama dengan kemajuan dan perkembangan zaman.

Agama Islam sementara ini kudu mampu mengapresiasikan sains ke dalam pendidikan agama, maupun sebaliknya. Hal ini seiring bersama dengan stimulan Islamisasi pendidikan yang sempat ngetren beberapa saat sebelumnya.

Pengintegrasian sains dan teknologi sejalan bersama stimulan pembelajaran yang berlandaskan terhadap konsep pendidikan cii-ciri yang menjadi identitas suatu bangsa

Konsep pendidikan dalam Islam merupakan hasil integrasi dari kapabilitas akal (rasional), yang memiliki konsep empiris, dan menjadikan Alquran dan Hadis sebagai landasan utama.

Hanya saja, dalam pandangan Eksakta Integra Islamica, kurikulum pas ini sepertinya belum dapat menawarkan formula baru, baik di dalam tataran konsep, pendekatan, maupun kiat pengajaran.

Padahal, kurikulum MATEMATIKA sejatinya sanggup lakukan penyesuaian materi ajar bersama dengan perkembangan zaman.

Secara lebih spesifik kurikulum MATEMATIKA di jenjang sekolah dasar wajib lakukan inovasi dan pengembangan untuk memperluas lingkup kajian, penjabaran setiap materi ke ranah teknologi dan kebutuhan industri 4.0

Kurikulum ini merupakan wujud penyempurnaan dari materi-materi yang udah ada untuk mencukupi kebutuhan Siswa – Siswi.

Pengembangan kurikulum baru ini diyakini sanggup mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap Siswa, dan melibatkan mereka bersama persoalan yang ada di sekeliling mereka.

Murid dirangsang untuk sadar persoalan yang tersedia dan kemudian berkhayal solusi berbasiskan {pengetahuan|Pengetahuan umum|pengetahuan sains|pengetahuan sesuai minatnya|.

Karenanya, pengajaran MATEMATIKA di sekolah sejatinya mampu menolong siswa atau peserta didik untuk sadar fakta yang ada, serta mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan komitmen keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini hanya kemungkinan dijalankan terkecuali kami mengadopsi pendekatan Re-STEAM, sebuah paradigma baru pembelajaran jaman society 5.0, ke didalam perangkat pembelajaran.

Islamic STEM, Scince Technology Engineering Mathematics

Kita mengenal lebih dari satu pendekatan dalam pembelajaran, dan ini tetap ditambah berasal dari saat ke waktu.

Di antaranya yang tenar adalah pendekatan STEM dan atau STEAM, yang telah diadopsi sejumlah lembaga pendidikan di Amerika dan di lebih dari satu negara maju lainnya

STEM merupakan akronim dari science, technology, engineering, mathematics, dan mulai diperkenalkan pada tahun 2001 oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat.

Sebelumnya, NSF mengfungsikan akronim SMET untuk kajian atau kurikulum yang mengintegrasikan ilmu dan keterampilan berasal dari empat bidang tersebut.

Sosok yang berjasa menyusun kembali kata-kata science, technology, engineering, mathematics jadi akronim STEM adalah Judith Ramaley, ahli biologi di Amerika. Ia juga asisten direktur pendidikan dan sumber energi manusia di NFS.

Sejak itu, kurikulum yang berfokus pada STEM telah diperluas ke banyak negara di luar Amerika Serikat, bersama dengan program yang dikembangkan seperti Australia, Cina, Prancis, Korea Selatan, Taiwan, dan Inggris.

STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang sangat holistik, karena coba mencampurkan pendekatan instruksional di dalam pembelajaran, yakni multidisiplin, interdisipliner, dan transdisipliner.

Oleh praktisi pendidikan di Eksakta Integra Islamica, pendekatan ini dipandang sesuai bersama pertumbuhan dan tuntutan zaman revolusi industri.

Pendekatan Islamic STEM di MI AL HUDA mengajarkan Pelajar semuanya untuk telaten belajar pengetahuan yang terintegrasi.

Dengan kata lain, pendekatan STEM mengusahakan mencampurkan pengetahuan pengetahuan, skil, dan kekuatan penelitian.

Ia bekerja terhadap ranah mengintegrasikan konten dan konteks secara ketat dan praktis.

Integrasi konten mengacu terhadap penggabungan konten di bidang STEM ke di dalam kesibukan pembelajaran yang dirancang, selagi integrasi konteks merujuk pada pembelajaran dan aplikasi pemaknaan melalui pemakaian konten STEM.

Ahli pedagogi Yakman Georgette dan Lee Hyonyong di dalam Journal of The Korean Association For Science Education (2012) menyaksikan perlunya peserta didik miliki kapabilitas seni di dalam pendekatan pembelajaran.

Mereka melahirkan pendekatan STEAM yang mencampurkan telaten ilmu sains, teknologi, teknik, seni dan Matematika.

Yakman Georgette membagi pendekatan STEAM ke di dalam lima tingkatan, yaitu pembelajaran selama hayat, pembelajaran integratif, pembelajaran multidisipliner, pembelajaran telaten dan pembelajaran khusus konten.

Ariel Starzinski (2017) menjelaskan penambahan unsur A (singkatan berasal dari Art atau seni) ke didalam style pembelajaran STEM mencerminkan semakin meningkatnya fokus penduduk pada inovasi dan desain sebagai anggota integral dari bidang belajar ini.

Re-STEAM Atau Islamic STEM di MI AL HUDA Kota Malang

Penambahan unsur seni dalam pendekatan pembelajaran tidak dan juga merta merampungkan masalah, khususnya dalam konteks islamisasi ilmu pengetahuan.

Kedua pendekatan yang udah disinggung di atas jadi tidak bermanfaat ketika diujicobakan di dalam konteks lokal.

Pendekatan selanjutnya masih kental bersama dengan nuansa sekularisasi pendidikan yang bertabrakan keyakinan penduduk kita.

Karena itu jadi perlu untuk menambahkan unsur religi (religion) didalam pembelajaran di sekolah dasar.

Pengintegrasian unsur religi ke dalam pendekatan STEAM jadi mutlak membentuk pembawaan peserta didik menjadi insan kamil.

Hadirnya unsur ”Re” didalam pendekatan STEAM menjadi penyeimbang (katalis).

Pentingnya unsur ”Re” ke dalam ”STEAM” termasuk ditegaskan oleh lebih dari satu tokoh pencetus rancangan Islamisasi Ilmu ilmu layaknya Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, dan Arif Rahman.

Mereka menyebutkan integrasi unsur keagamaan ke didalam sains jadi tawaran solusi terhadap keringnya nilai spiritualitas anak didik di sedang pesatnya perkembangan teknologi dan isu sekularisme.

Dengan mengadopsi unsur “Re”, maka pendekatan STEAM berubah menjadi Re-STEAM, sebuah akronim dari religion, science, technology, art, plus mathematics yang sengaja penulis susun agar berbeda berasal dari pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Jika pendekatan sebelumnya fokus pada pelajaran sains, teknologi, teknik, dan Matematika, maka di dalam Re-STEAM pendidikan agama Islam jadi pendamping didalam pembelajaran bersama pendekatan STEAM.

Penambahan unsur keagamaan dalam pendekatan STEAM mempunyai tujuan membuat perubahan paradigma masyarakat yang sepanjang ini menyaksikan “agama” dan “ilmu” adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Seakan-akan keduanya membawa lokasi sendiri-sendiri, terpisah pada satu dan lainnya, baik dari segi objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan maupun status teori masing-masing lebih-lebih samMatematika ke institusi penyelenggaranya.

Kehadiran Re-STEAM amat perlu dalam menyongsong penerapan kurikulum berbasis prototype sebagai opsi pengembangan kurikulum 2022.

Dapat dikatakan bahwa kehadiran Re-STEAM berbasis project based learning (PjBL) merupakan jawaban atas opsi penerapan kurikulum prototype yang ditunaikan Kemendikbud Ristek.

Pendekatan ini tidak untuk merubah kurikulum, melainkan menawarkan pengembangan kurikulum yang telah ada agar bisa menjawab tuntutan pembelajaran di masa society 5.0.

Sebagai informasi, modul pembelajaran ini sudah lewat tahapan validasi dan reliabilitasi.

Modul ini udah diujicobakan di tiga sekolah dasar di MI AL HUDA Kota Malang.

Hasil konsensus para pakar pada silabus yang telah dikembangkan adalah sangat valid (89%) dengan nilai Cronbach’s alpha 0.986.

Setelah melewati penilaian para ahli, modul pembelajaran dengan pendekatan Re-STEAM diakui layak untuk diterapkan di sekolah sebab menarik, sanggup meningkatkan output pembelajaran, serta sangat menolong para guru mengajarkan MATEMATIKA secara lebih menyenangkan.

Kita meminta product ini nantinya bisa diterapkan secara menyeluruh di seluruh sekolah basic di Indonesia biasanya dan Kota Malang khususnya.

Sumber: Madrasah Ibtidaiyah ALHUDA Malang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*